Rapat dengan BNPB, Anies Jelaskan Penyebab Banjir Jakarta

2 Maret 2020 23:56 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Bundaran Bank Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (25/2).  Foto: ANTARA FOTO/Winda Wahyu Fariansih
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Bundaran Bank Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (25/2). Foto: ANTARA FOTO/Winda Wahyu Fariansih
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri rapat pembahasan banjir Jakarta selama awal 2020 bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Rapat itu digelar di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (2/3).
ADVERTISEMENT
Di hadapan Doni Monardo dan Ridwan Kamil, Anies Baswedan menjelaskan penyebab banjir yang terus terjadi di Jakarta. Dia mengatakan ada dua hal yang memicu banjir Jakarta sejak dahulu.
"Saya sering mengatakan hulu dari masalah banjir di Jakarta itu hulunya dua. Satu, hulu di pegunungan. Hulu yang kedua adalah di atap rumah. Atap rumah itu hulu kita. Makin dekat hulu dengan penyerapan air, makin minim banjir," kata Anies dalam rapat di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (2/3).
Anies menuturkan selama ini jika hujan turun, air dari atap rumah dikirim ke saluran drainase sebelum adanya sumur saluran air atau zero run off. Menurutnya drainase itu masih mampu menampung air hujan jika curah hujan hanya 100 mm/hari.
ADVERTISEMENT
"Selama ini yang kita lakukan tanpa ada zero run off, dari atap rumah dikirim ke saluran drainase. Ini masih berjalan baik ketika hujannya hanya 50, 70, 100. Ini mampu menampung sampai 100. Tapi ketika hujannya 300, langsung dikirim ke sistem drainase kita, dia tidak cukup lagi menampung, di situ terjadi genangan," tutur Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat di gedung BNPB, Jakarta, Senin (2/3). Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
Anies menyebut sistem drainase di Jakarta sebetulnya sudah baik. Namun drainase yang ada memiliki batas penampungan sehingga dengan debit hujan lokal yang tinggi serta air kiriman dari hulu, menyebabkan drainase di Jakarta tak mampu menampung debit air.
"Karena itulah kita membutuhkan membangun sumur-sumur resapan di setiap bangunan yang ada di tempat kita dan pemerintah harus menjadi institusi pertama yang menerapkan zero run off," ucap Anies.
ADVERTISEMENT
Selain dua masalah itu, Anies menyebutkan ada tiga hal yang menyebabkan banjir Jakarta. Yakni air dari hulu, air dari laut, dan tiga air yang turun di kawasan Jakarta. Sebagai contoh, Anies menyebutkan kawasan Bandara Halim Perdana Kusuma yang tetap terkena banjir.
"Halim Perdana Kusuma, drainase sempurna, kawasannya hijau luas, bersih dijamin bersih, ini dikelola oleh angkatan udara, bersih. Apakah ada sampah? Tidak ada, rapi semuanya. Mengapa terjadi banjir sampai 30 cm di kawasan seluas itu? Nah ini poin yang ingin saya sampaikan. Curah hujan yang luar biasa tidak seimbang dengan sistem drainase yang kita miliki," papar Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi sambutan di acara Penandatanganan kontrak kerja sama pembangunan MRT Fase 2 di Stasiun MRT Bundaran HI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Mantan Mendikbud itu menilai bahwa untuk mengatasi banjir tak cukup hanya dengan fokus pada sungai dan waduk. Sebab, banyak wilayah di Jakarta yang terdampak banjir bukan karena air tumpahan sungai.
ADVERTISEMENT
"Melihat pola curah hujan, maka solusinya tak cukup hanya dengan pendekatan terkait sungai-sungai saja. Tidak cukup hanya terkait dengan tanggul laut saja. Karena yang dihadapi ada di rumah-rumah, di kampung-kampung, di gedung-gedung. Karena curah hujannya tinggi dan polanya, tidak lagi berpola," kata Anies.
Anies menyebut, salah satu cara yang dinilai mampu mengurangi banjir Jakarta yakni dengan sistem drainaes vertikal zero run off. Ia menuturkan seluruh pihak harus ikut membantu mencegah banjir Jakarta.
"Alhamdulillah DKI Jakarta sudah seluruh gedungnya zero run off. Kita tidak ada gedung yang menyumbang air ke luar, semua airnya dimasukkan ke dalam (tanah). Tapi ini tidak cukup. Harus dikerjakan di semuanya. Kami akan siapkan dalam bentuk insentif pajak ke depan untuk warga membangun sumur resapan ini termasuk petunjuk-petunjuk teknisnya," tutur Anies.
ADVERTISEMENT