Presiden Trump Murka Kantor Pengacaranya Digeledah FBI

10 April 2018 16:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat Donald Trump murka setelah FBI menggeledah kantor pengacaranya di New York. Penggeledahan ini adalah bagian dari penyelidikan FBI terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, pada penggeledahan Senin (9/4) di kantor pengacara Michael Cohen, FBI menyita berbagai dokumen terkait pekerjaannya. Di antara yang disita adalah bukti pembayaran sebesar USD 130 ribu atau lebih dari Rp 1,8 miliar dari Cohen untuk Stormy Daniels.
Pembayaran itu dilakukan Cohen pada 2016 untuk menutup mulut bintang film porno itu agar tidak membocorkan perselingkuhannya dengan Trump.
Menurut kuasa hukum Cohen, Stephen Ryan, penggeledahan tersebut atas perintah dari kepala penyidik khusus Robert Mueller yang memimpin penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS.
Penyelidikan dilakukan untuk menemukan dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dan Rusia, tuduhan korupsi tim sukses Trump pada pemilu 2016, serta upaya Gedung Putih merintangi penyidikan. Sejauh ini, 19 orang telah didakwa dalam penyelidikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Trump membantah semua tuduhan terhadap dirinya. Dia juga marah atas penggeledahan di kantor Cohen yang disebutnya "pria baik". Menurut Trump, penggeledahan itu hanya mencari-cari kesalahan dirinya.
"Ini situasi yang memalukan. Telah saya katakan sejak dulu, ini mencari-cari kesalahan. Ini adalah penyerangan terhadap akal sehat negara. Ini penyerangan atas apa yang kita yakini," kata Trump kepada wartawan.
Menurut Trump, penyelidikan tersebut mulai "konyol, mereka tidak menemukan kolusi apapun dengan Rusia". Bahkan Trump dalam komentarnya menyerang komisi penyidik Mueller.
"Ini adalah sekelompok orang paling bias, punya konflik kepentingan terbesar yang pernah saya lihat," kata Trump.
Hal berbeda disampaikan oleh Komisi Intelijen Senat, Adam Schiff. Menurut dia, penggeledahan kantor Cohen justru atas perintah dari jaksa yang ditunjuk Trump. "Tidak ada mencari-cari kesalahan. Itu hanya penegakan hukum," kata Schiff.
ADVERTISEMENT