Prancis Minta Warganya Segera Tinggalkan Pakistan

15 April 2021 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung Organisasi Mahasiswa Muslim saat protes terhadap Presiden Prancis dan menentang penerbitan karikatur Nabi Muhammad, di Karachi, Pakistan, Jumat (30/10). Foto: Fareed Khan/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung Organisasi Mahasiswa Muslim saat protes terhadap Presiden Prancis dan menentang penerbitan karikatur Nabi Muhammad, di Karachi, Pakistan, Jumat (30/10). Foto: Fareed Khan/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga negara serta perusahaan Prancis dianjurkan untuk segera meninggalkan Pakistan.
ADVERTISEMENT
Permintaan itu disampaikan Kedutaan Besar Prancis di Islamabad pada Kamis (15/4/2021). Anjuran dikeluarkan lantaran sentimen anti-Prancis semakin meluas di Pakistan.
"Karena ancaman serius terhadap kepentingan di Pakistan, WN Prancis dan perusahaan Prancis dianjurkan untuk meninggalkan negara ini untuk sementara waktu," kata keterangan Kedubes Prancis seperti dikutip dari AFP.
Pendukung Organisasi Mahasiswa Muslim berdiri di atas representasi bendera Prancis dan gambar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dirusak, di Karachi, Pakistan, Jumat (30/10). Foto: Fareed Khan/AP Photo
"Keberangkatan bisa menggunakan pesawat komersial yang ada," sambung mereka.
Mengutip situs Pemerintah Prancis, pada 2020 ada 445 warga dan 30 lebih perusahaannya di Pakistan.
Sentimen anti-Prancis di Pakistan telah berlangsung selama berbulan-bulan. Pemicunya adalah pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang mendukung penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh media satir, Charlie Hebdo beberapa waktu lalu.
Orang-orang menentang surat kabar mingguan Prancis yang satir Charlie Hebdo, yang mencetak ulang kartun Nabi Muhammad, selama protes di Karachi. Pakistan. Foto: AKHTAR SOOMRO/REUTERS
Kondisi di Pakistan semakin memanas usai Pemerintah melarang pemimpin parpol garis keras menggelar demo dan gerakan mengusir Dubes Prancis dari Pakistan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Ketum Partai Tahreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) Saad Rivzi juga ditahan. Penahanan memicu demo berujung bentrok.
Dua polisi tewas dalam bentrokan tersebut. Karena massa yang tidak terkendali polisi sampai menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah demonstran.
Untuk memastikan keamanan misi diplomatik Prancis, Pemerintah Pakistan memutuskan menambah personel keamanan di area sekitar kedutaan.