Pos Pemantau Gunung Ijen yang Baru Bakal Buat Peneliti Betah

22 Februari 2019 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah), resmikan Pos Pengamatan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Dok. Humas kementerian ESDM.
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah), resmikan Pos Pengamatan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Dok. Humas kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan peremajaan Pos Pengamatan Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur. Perbaikan pos ini diharapkan membuat teknologi tempat pengamatan gunung ini lebih muthakir.
ADVERTISEMENT
Peremajaan pos pemantau ini membuat bangunan yang dulunya hanya satu lantai, kini menjadi dua lantai. Pengembangan ini membuat ruang pengamatan dan ruang tempat beristirahat para peneliti menjadi ruangan yang berbeda. Sebelumnya, peneliti Gunung Ijen berkerja dan istirahat di satu tempat.
Selain pemisahan ruang kerja dan ruang istirahat, peremajaan pos pemantauan ini diharapkan membuat para peneliti semakin bentah.
"Pos pengamatannya ini harus nyaman, karena pengamat gunung api sekarang kebanyakan lahirnya setelah tahun 1990. Anak-anak muda ini tidak pernah dalam hidupnya itu tidak nonton TV, tidak lihat handphone, kalau pos-pos pengamatan ini tidak diperbaiki mengikuti zaman, nanti tidak ada yang mau jadi pengamat gunung api. ini yang penting. Kita perbaiki semaksimal yang kita bisa," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan di Pos Pengamatan Gunung Ijen, Jumat (22/2).
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah), resmikan Pos Pengamatan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Dok. Humas kementerian ESDM.
Dengan modernisasi pos pengamatan tersebut, lanjut Jonan, hal itu diharapkan dapat berpengaruh positif pada cepatnya informasi berkaitan dengan aktivitas gunung berapi.
ADVERTISEMENT
"Keakuratan aktivitas gunung api sangat penting untuk meminimalisir korban, baik korban jiwa maupun kerugian harta benda," imbuh Jonan.
Meski gedung pengamatan telah diperbaharui, Jonan menuturkan, seluruh alat pencatat kegiatan gunung api masih sangat memadai untuk melakukan pengamatan tiap harinya.
"Untuk alat baru tidak ada yang ditambah, alat di sini sudah lengkap," ujarnya.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah), resmikan Pos Pengamatan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Dok. Humas kementerian ESDM.
Senada dengan Jonan, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar mengatakan, peremajaan dilakukan merupakan bentuk upaya mitigasi bencana yang dilakukan pemerintah. Pemerintah harus memastikan agar seluruh sarana prasarana pengamatan dalam kondisi baik agar tak mempengaruhi proses mitigasi bencana setempat.
"Renovasi sarana dan prasarana ini merupakan wujud komitmen dari kementerian ESDM dalam upaya pemerintah memberikan upaya mitigasi bencana terutama di ijen, dalam pelayanan yang prima dituntut sarana prasarana yang prima baik alat maupun fasilitas penunjang lainnya," kata Rudy.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah), resmikan Pos Pengamatan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Dok. Humas kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
Diketahui pos pengamatan tersebut pertama dibangun pada 1951 yang berlokasi di Puncak Gunung Ijen. Pengamatan pada saat itu dilakukan dengan cara visual secara langsung dengan memanfaatkan alat seismometer sistem bandul.
Pada 1986 hingga saat ini, Pos Pengamatan Gunung Ijen berlokasi di Desa Licin dengan jarak kurang lebih 10 km dengan akses yang lebih mudah. Peralatan yang digunakan menggunakan sistem telemetri sehingga memudahkan proses monitoring aktivitas Gunung Ijen.