Polri Gunakan Odontologi untuk Identifikasi Korban Kebakaran Plumpang, Apa Itu?

6 Maret 2023 18:52 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah boneka milik warga tergeletak di lokasi terdampak kebakaran Depo Pertamina di kawasan jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah boneka milik warga tergeletak di lokasi terdampak kebakaran Depo Pertamina di kawasan jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
RS Polri Kramat Jati menerima 16 kantong mayat yang berisi 15 jenazah dan 1 body part korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Dari jumlah tersebut masih ada 12 jenazah yang belum teridentifikasi.
ADVERTISEMENT
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan identifikasi jenazah tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Tiga jenazah dapat diidentifikasi melalui sidik jari, namun sisanya ada yang perlu menggunakan odontologi hingga DNA.
"Metode lain yang digunakan adalah metode odontologi atau menggunakan gigi. Kemudian metode DNA," kata Ramadhan di Mabes Polri, Senin (6/3).
Lantas, apa itu metode odontologi yang digunakan Polri untuk identifikasi korban tewas akibat kebakaran?

Tentang Odontologi

Berdasarkan jurnal Peran Odontologi Forensik sebagai Salah Satu Sarana Pemeriksaan Identidikasi Jenazah Tak Dikenal (1999), Odontologi merupakan metode identifikasi jenazah yang menggunakan gigi korban.
Anggota Badan Pemulihan dan Identifikasi KIA Korea Selatan mengatur jenazah tentara Tiongkok yang terbunuh dalam Perang Korea 1950-53, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022). Foto: Jung Yeon Je/AFP
Istilah odontologi diambil dari bahasa Yunani, odons yang berarti gigi dan logos ilmu pengetahuan. Kata Odontologi mengandung asosiasi pengertian mengenai ilmu pengetahuan gigi yang erat dengan ilmu-ilmu dasar. Mulai dari biologi gigi, anatomi daan antropologi gigi, fisika dan kimia gigi.
ADVERTISEMENT
Metode ini sangat efektif untuk kasus mayat yang terpotong-potong membusuk, terbakar, atau tinggal kerangka. Mengapa gigi bisa menjadi salah satu anggota tubuh yang efektif untuk mengidentifikasi jenazah?

Sifat Unik Gigi

Gigi memiliki faktor-faktor yang melatarbelakangi salah satu anggota tubuh ini bisa dijadikan sarana identifikasi korban.
Menurut perhitungan komputer, kemungkinan untuk menemukan dua orang yang giginya sama adalah satu per dua triliun. Artinya, hampir mustahil ada dua orang yang giginya memiliki kondisi yang sama.
Ilustrasi pemeriksaan gigi ke dokter gigi. Foto: Shutter Stock
Gigi juga memiliki struktur yang kuat terhadap kerusakan. Bahkan, kekuatannya bukan hanya terhadap benturan atau pembakaran, tetapi juga terhadap trauma mekanis, tremis, kimiawi, hingga dekomposisi.
ADVERTISEMENT
Nantinya, idetifikasi gigi dilakukan dengan cara membandingkan antara data gigi yang diperoleh dari pemeriksaan gigi orang atau jenazah taka dikenal (data postmortem) dengan data gigi yang pernah dibuat sebelumnya atau dari orang yang diperkirakan satu keluarga (data antemortem).
Setelah ini dilakukan, terdapat dua hasil perbandingan antara sama atau tidak sama. Jika hasilnya sama, identifikasi berarti positif yang artinya orang yang tidak dikenal tersebut sama dengan orang yang diperkirakan. Sementara, jika hasilnya tidak sama dan menunjukkan identifikasi negatif, orang yang tidak dikenal itu bukan orang yang diperkirakan.
Untuk data antemortem sendiri dapat diperoleh dari hasil dental record atau keterangan tertulis berupa odontogram (catatan keadaan gigi), foto rontgen gigi, cetakan gigi, prothesis gigi (alat orthodonsi), foto close up muka atau profil daerah mulut dan gigi.
Keluarga korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang di Posko Antemortem RS Polri, Rabu (8/9). Foto: Nugroho GN/kumparan
Merujuk pada jurnal Peran Pemeriksaan Odontologi Forensik dalam Mengidentifikasi Identitas Korban Bencana Masal (2018) yang ditulis oleh Larasati, dkk, data postmortem diperoleh dari gigi yang ada dan tidak ada, gigi yag ditambal (jenis bahan dan klasifikasinya), anomali bentuk dan posisi gigi, karies atau kerusakan gigi, jenis dan bahan restorasi (perawatan dan rehabilitasi gigi yang mungkin pernah ada). Selain itu, ada juga atrisi atau pengikisan dataran kunyah karena proses mengunyah hingga pertumbuhan gigi molar ketiga.
ADVERTISEMENT
Gigi juga dapat memperkirakan usia seseorang. Hal ini dapat diperoleh dengan metode, yaitu pemeriksaan klinis, radiografis, histologi, atau biokimiawi.
Kode huruf di atas menunjukkan macam-macam gigi. Jika I berarti Incisor (gigi seri), C atau Caninus (gigi taring). Kemudian, P atau Premolar (gigi geraham depan) dan M berarti Molar atau gigi geraham belakang.
Sementara, kode angka setelah huruf adalah posisi dari gigi tersebut. Angka 1 berarti kanan atas, 2 yaitu posisi kiri atas, 3 yaitu kiri bawah, dan angka 4 menunjukkan posisi kanan bawah.