Polisi Temukan Luka Lebam di Jasad Siswa di Sulsel yang Tewas saat Diksar Alam

17 Maret 2021 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi seorang pelajar tewas saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Komunitas Pencinta Alam (KPA) di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi seorang pelajar tewas saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Komunitas Pencinta Alam (KPA) di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolres Luwu Timur AKBP Indratmoko mengatakan pihaknya menemukan sejumlah luka lebam di tubuh Rifaldi (17), siswa SMKN 2 Luwu Timur yang tewas saat mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Komunitas Pecnta Alam di Gunung Batu Putih. Luka lebam itu semakin kuat mengindikasikan ada kekerasan fisik yang dialami oleh Rifaldi sebelum tewas. Beredar informasi yang menyebut di kaki Rifaldi ada luka bakar. Namun, Indriatmoko masih melakukan pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
"Ada luka lebam di tubuh korban. Tapi soal luka bakar di kakinya tersebut, kami belum temukan," kata Indratmoko kepada kumparan, Rabu (17/3).
Belum diketahui pasti penyebab kematian siswa SMK ini, Indratmoko menjelaskan pihaknya masih  terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi, baik peserta maupun panitia diksar.
"Sudah ada 14 saksi yang diperiksa. Baik dari peserta maupun panitia. Belum ada yang ditetapkan tersangka," tambahnya.

Diksar di Gunung Batu Putih

Diksar KPA Sangkar Kreatif Anak Rimba tersebut dilakukan di Gunung Batu Putih, Desa Batu Putih, Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur, pada Sabtu (13/3) lalu.
Lokasi seorang pelajar tewas saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Komunitas Pencinta Alam (KPA) di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel. Foto: Dok. Istimewa
Korban berangkat ke Gunung Batu Putih untuk mengikuti proses pendidikan dasar bersama dengan 30 orang lainnya sejak selasa (9/3) hingga Minggu (14/3).
ADVERTISEMENT
"Dalam kegiatan itu, ada rangkaian latihan fisik berupa push up dan mengguling. Dan usai kegiatan itu, korban mengeluh sakit," ucap Indratmoko.
Saat korban mengeluh sakit, panitia diksar sempat memberikan pertolongan pertama. Tapi, kondisi korban terus memburuk dan terpaksa dilarikan ke Puskesmas Tana Lili.
Malangnya, saat dalam perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia. Jasad korban kemudian dibawa ke rumah duka di kampung Kawawotu, Kecamatan Wotu, Luwu Timur.
"Orang tua korban menyesalkan kegiatan ini dan menganggap kematian anaknya tak wajar," jelas Indratmoko.