Pimpinan Komisi X Waspadai Hepatitis Akut: PTM Boleh Asal Kantin Tutup

13 Mei 2022 9:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Foto: Instagram/@hetifah
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Foto: Instagram/@hetifah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menyoroti kekhawatiran masyarakat terhadap kasus hepatitis akut pada anak seiring dimulainya sekolah pasca libur panjang. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 15 kasus hepatitis akut pada anak di Indonesia, dengan 5 di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Ia pun menyadari meski banyak orang tua khawatir, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mendesak dilakukan guna mengejar ketertinggalan atau learning loss selama COVID-19. Sebab itu, Hetifah meminta masyarakat tak panik, tetapi tetap memperhatikan sejumlah hal terkait PTM.
"Tentu hal ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua, apalagi orang tua yang anaknya mulai masuk sekolah. Aspek kehati-hatian harus ditingkatkan, namun tidak perlu panik. Sejauh ini, diketahui bahwa secara umum penularan hepatitis melalui oral bukan udara seperti COVID-19," kata Hetifah dalam pernyataannya dikutip kumparan, Jumat (13/5).
"Penularan hepatitis diduga melalui tangan, air, makanan, hingga alat makan. Sehingga, PTM masih dapat dilaksanakan selama kebersihan makan dan minum anak terjaga,” imbuhnya.
Hetifah juga mendesak Kemendikbudristek melakukan langkah ekstra terkait penyebaran hepatitis akut misterius tersebut. Ia meminta Kemendikbudristek mengeluarkan surat edaran terkait penanggulangan hepatitis akut di berbagai akademisi.
Infografik Waspada Hepatitis Akut pada Anak. Foto: kumparan
Hetifah mengusulkan Kemendikbudristek untuk sementara memberi imbauan agar kantin ditutup selama PTM.
ADVERTISEMENT
“Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran, namun untuk khalayak umum. Oleh karena itu, saya mendesak Kemendikbudristek agar turut mengeluarkan surat edaran langkah pencegahan virus hepatitis khususnya di lingkungan sekolah," ujarnya.
"Misalnya sementara waktu kantin wajib tutup, pelajar wajib bawa bekal, protokol kesehatan seperti cuci tangan dan memakai masker juga harus tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah,” lanjut Hetifah.
Selanjutnya, Hetifah juga harap vaksinasi hepatitis semakin digalakkan. Walau vaksin hepatitis telah diwajibkan bagi bayi Indonesia, ia menilai cakupannya belum maksimal.
"Saya berharap pemerintah menggalakkan vaksin ini lebih massif. Agar tercipta kekebalan jangka panjang,” ujar Politikus Golkar tersebut.
Di sisi lain, Hetifah mengungkap pihaknya akan segera melakukan pembahasan terkait hal ini di DPR RI. Komisi X akan memanggil Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk membahas penanggulangan hepatitis akut di lingkungan pendidikan.
ADVERTISEMENT
“Masa sidang DPR RI akan dimulai pada 17 Mei. Kami akan segera membahas hal ini dengan Kemendikbudristek,” tandasnya.