Penjelasan JK soal Perbedaan Situasi Bencana di Palu dan Lombok

2 Oktober 2018 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum selesai penanganan pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, gempa berkekuatan besar berujung tsunami menerjang Donggala, Palu, dan sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah. Hingga saat ini, kedua wilayah tersebut sama-sama membutuhkan uluran bantuan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai terdapat sejumlah perbedaan dalam melihat situasi pascagempa di dua wilayah itu. Apa kata JK?
"(Bencana di Palu) ini terjadi di perkotaan, jadi di perkotaan itu berbeda dengan pedesaan. Kalau di pedesaan seperti Lombok, di luar kota maksudnya, itu ekonomi tetap jalan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).
Penyambungan listrik korban gempa Lombok  (Foto: Dok. PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Penyambungan listrik korban gempa Lombok (Foto: Dok. PLN)
Saat gempa di Lombok, JK menuturkan, jaringan telekomunikasi masih berfungsi, begitu pula dengan sejumlah toko yang masih berjualan. Sedangkan di Palu, terputusnya jaringan telekomunikasi ditambah padamnya listrik membuat sejumlah area lumpuh.
"Jadi dua hal kenapa orang di sana panik. Karena listrik mati, handphone mati, dan tidak ada BBM (bahan bakar minyak), tiga hal. Itu tidak bisa dipenuhi cepat, listrik itu butuh berminggu-minggu, itu baru bisa menyala, karena itu dikasih genset untuk daerah-daerah tertentu," papar JK.
Warga melihat rumah yang hancur di wilayah Balaroa akibat gempa bumi, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga melihat rumah yang hancur di wilayah Balaroa akibat gempa bumi, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Begitu pula handphone, walaupun sudah menyala BTS (Base Transceiver Station)-nya, tetapi bagaimana men-charge telepon, tidak ada listrik. Jadi itu sebabnya agak panik, tapi itu sebabnya agak panik karena di perkotaan, jadi kalau di Lombok kita masih bisa ke toko beli sesuatu, ini semua (di Palu) tutup," sambungnya.
Suasana pengungsian Gempa di Lombok (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pengungsian Gempa di Lombok (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Selain itu, JK menilai, perekonomian di Lombok masih sanggup berjalan lantaran masih banyak lahan tanaman tak terdampak gempa yang masih bisa dimanfaatkan untuk bertahan. Saat gempa di Lombok, bandara juga masih bisa beroperasi, tak seperti Bandara SIS Al-Jufrie di Sulteng yang sempat lumpuh dan menghentikan pelayanan.
Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah. (Foto:  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
"Karena tanaman (di Lombok) masih ada, padi masih ada, tanaman tembakau masih ada, siapa yang pernah ke Lombok? Masih ada, tidak apa-apa. Tapi kalau kena di perkotaan, itu ekonomi langsung mandek, karena listrik tidak ada," jelas JK.
ADVERTISEMENT
"Ini kenapa kelihatan panik di Palu? Karena listrik dan telekomunikasi tiba-tiba mati. Anda masih bisa jalan tanpa handphone? Enggak bisa lagi 'kan? Kalau 1 juta orang tiba-tiba kehilangan handphone-nya dikantongi tidak bisa bunyi gimana? Pasti panik dia 'kan, listrik mati tidak bisa nonton TV? Panik dia," pungkasnya.