Pencarian Kotak Hitam Kedua Pesawat China Eastern Dimulai

24 Maret 2022 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagian puing pesawat penumpang China Eastern yang jatuh di lereng gunung di daerah Tengxian, kota Wuzhou, di wilayah Guangxi selatan China, Senin (21/3/2022). Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Bagian puing pesawat penumpang China Eastern yang jatuh di lereng gunung di daerah Tengxian, kota Wuzhou, di wilayah Guangxi selatan China, Senin (21/3/2022). Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah China memulai upaya pencarian kotak hitam kedua pesawat China Eastern. Boeing 737-800 itu jatuh di Guangxi pada awal pekan ini.
ADVERTISEMENT
Kotak hitam pertama dari pesawat Boeing bernomor penerbangan MU5735 yang ditemukan kemarin, Rabu (23/03/2022). Black box tersebut berisi perekam suara kokpit. Keterangan tersebut disampaikan seorang pejabat Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) kepada wartawan.
Perekam suara kokpit itu berisi rekaman komunikasi antara pilot pesawat China Eastern. Tidak seperti Boeing pada umumnya pesawat nahas ini mengangkut tiga orang pilot.
CAAC memastikan, perekam suara kokpit itu masih bisa diselamatkan. Kini alat tersebut telah diserahkan ke Beijing untuk dianalisa.
Ilustrasi pesawat China Eastern. Foto: e X p o s e/Shutterstock
"Pemeriksaan awal menunjukkan bagian luar perekam luar rusak parah, tetapi unit penyimpan yang juga rusak di beberapa titik, relatif lengkap," ucap pejabat CAAC Zhu Tao seperti dikutip dari Reuters.
Pencarian kotak hitam kedua mulai dilakukan pada Kamis (24/3/2022). Upaya itu berlangsung di tengah kabut dan awan menyelimuti sekitar lokasi kecelakaan pesawat.
ADVERTISEMENT
Tim SAR mengarungi lereng lokasi kecelakaan yang basah akibat hujan deras dengan membawa kamera thermal untuk mendeteksi adanya tanda-tanda kehidupan serta drone. Drone digunakan untuk mensurvei area inti dari lokasi kecelakaan dan mengambil gambar untuk diperiksa para ahli.
Investigasi serta pencarian itu dipimpin oleh Pemerintah China. Namun, China secara resmi telah mengundang Amerika Serikat untuk ikut serta. Hal ini lantaran Boeing dirakit di Negeri Paman Sam.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS pada Rabu (23/03/2022) mengatakan pihaknya belum menentukan apakah penyelidik akan memenuhi permintaan China atau tidak. Masih adanya persyaratan karantina menjadi salah satu kendala bagi AS.