Pemilik Nasi Uduk Babi di Jakut Sudah Jualan 15 Tahun, Blak-blakan Ada Menu Babi

17 Juni 2022 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
32
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi usaha nasi uduk babi di Pasar Muara Karang, Jakarta Utara, Jumat (17/6). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi usaha nasi uduk babi di Pasar Muara Karang, Jakarta Utara, Jumat (17/6). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilik Nasi Uduk Aceh 77 yang menjual babi, Linda, bercerita soal dagangannya yang mendadak jadi sorotan masyarakat. Dia mengaku telah memulai dagangannya ini sejak 15 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Sudah (jualan) 15 tahun. Dan sudah pakai nama Aceh itu," jelas Linda di lokasi usahanya di Pasar Muara Karang, Jakarta Utara, Jumat (17/6).
Dia menjelaskan, awal mula disematkannya kata Aceh dalam nama usahanya itu lantaran orang tuanya yang asli kelahiran daerah tersebut.
"Sebenernya nama Aceh itu pemberian orang tua. Terus waktu itu kan enggak ada nama tokonya. Terus karena orang tua lahir di Banda Aceh, orang taunya oh nasi Aceh, nasi Aceh, makanya dikasih nama Aceh," ungkapnya.
Linda, pemilik nasi uduk babi. Foto: Jonathan Devin/kumparan
"Beneran orang tua lahir di Banda Aceh, suami saya pun lahir di Banda Aceh," tegas dia.
Dalam menjalankan usahanya, Linda juga tidak pernah menyembunyikan menu babi yang dijualnya. Bahkan dia tak segan-segan memberi tahu kepada pelanggannya bahwa makanan yang dijualnya mengandung babi.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya enggak pernah sembunyiin menu-menu babi ya. Pasti saya jujur ngomong, jangankan sama yang dateng, saya pernah mau diliput salah satu stasiun tv pun sudah 2 kali minta saya di sini, saya bilang di sini, 'kamu bisa memang liput saya ada menu babi?', jadi saya ngomong lah jujur, enggak mungkin saya enggak ngomong," katanya.

Tak Pengaruhi Pelanggan

Lokasi usaha nasi uduk babi di Pasar Muara Karang, Jakarta Utara, Jumat (17/6). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Linda mengaku meski usahanya yang ramai menjadi perbincangan, hal itu tak mempengaruhi penjualan.
"Seperti biasa sih, kita juga sudah punya langganan, sudah lama juga 15 tahun. Langganan saya juga sebenernya enggak tahu, apa sih nama tokonya, jadi tidak pengaruh juga lah," tutur Linda.
Linda sebelumnya juga mengaku telah dimintai keterangan oleh pihak Polsek Penjaringan. Dia diminta untuk mencopot kata Aceh dalam nama usahanya.
ADVERTISEMENT
Kini kata Aceh yang pernah tersematkan dalam nama usahanya telah hilang. Warung makan itu berganti nama menjadi Nasi Uduk 77. Tidak lupa terpasang tulisan non halal di etalase tokonya.