Pemerintah Diminta Sediakan Pusat Rapid Test di Pasar, Terutama yang Zona Merah

23 Mei 2020 17:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas jual beli di Pasar Pagi Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas jual beli di Pasar Pagi Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramainya pasar dan pusat perbelanjaan di sejumlah daerah jelang Lebaran menuai banyak kritikan. Padahal, saat ini Indonesia masih di tengah pandemi virus corona, dan beberapa daerah juga telah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX Fraksi PKS Netty Prasetyani menyayangkan keramaian menjelang hari raya Idul Fitri. Namun, menurutnya, kepadatan di pasar terjadi karena kebijakan pemerintah yang tak tegas dan konsisten selama PSBB.
"Masyarakat sudah menunggu selama dua bulan ini keseriusan pemerintah, tetapi kinerja pemerintah tidak memuaskan. Pedagang frustrasi dan melakukan perlawanan atas ketidakmampuan negara melindungi mereka. Boleh jadi ini juga bentuk protes masyarakat terhadap kebijakan yang tumpang tindih," kata Netty saat dihubungi, Sabtu (23/5).
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) menyampaikan imbauan kepada warga yang berkerumun di Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/5/2020) Foto: Antara/Humas Pemkot Bogor
"Masyarakat bingung dengan kebijakan pemerintah yang mencla mencle dan sering berubah. Ini menggambarkan ketidakpatuhan masyarakat yang disebabkan oleh pengelolaan dan penanganan COVID-19 yang komplikasi," sambungnya.
Netty mengatakan, seharusnya pemerintah juga menyiapkan protokol kesehatan sebagai pengendalian virus corona di pusat-pusat keramaian. Apalagi, pemerintah berencana untuk melakukan kehidupan new normal.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia menyarankan pemerintah setempat menyediakan pusat rapid test di pasar, khususnya di wilayah zona merah.
Petugas medis mengambil sampel cairan dari hidung dan tenggorokan warga saat mengikuti tes swab di pasar tradisional di Bogor, Jumat (8/5). Foto: REUTERS / Willy Kurniawan
"Pemerintah seharusnya mampu melakukan pengawasan dan pengendalian dengan menerapkan protokol kesehatan di pusat keramaian. Pemerintah harus menyediakan pusat rapid test di pasar-pasar terutama di wilayah merah setiap daerah," tuturnya.
Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan itu juga meminta pemerintah melibatkan aparat penegak hukum polisi dan TNI untuk memastikan penyebaran virus corona dapat diatasi. Pemerintah juga dinilai perlu merangkul pengelola pasar agar protokol kesehatan dapat dipatuhi.
"Libatkan penegak hukum, baik polisi, Satpol PP, TNI, tenaga medis, kelompok masyarakat dan pengelola pasar untuk memastikan pengunjung dan masyarakat mematuhi protokol kesehatan di tempat umum," ujar Netty.
Petugas medis dengan APD lengkap bersiap untuk mengambil sampel swab dari warga di pasar tradisional di Bogor, Jumat (8/5). Foto: REUTERS / Willy Kurniawan
Lebih lanjut, Netty berharap masyarakat dapat menahan diri dan saling membantu agar tidak tertular virus corona. Salah satunya dengan menghindari kerumunan.
ADVERTISEMENT
"Saya juga berharap masyarakat tetap tenang dan bersabar dengan keadaan ini. Kita harus bahu membahu bersama-sama melawan COVID-19 dengan menghindari dan tidak berkumpul atau memadati ruang publik seperti mal untuk sementara waktu," ungkap dia.
"Idul Fitri kali ini kita harus maknai dengan penuh khidmat dan kesederhanaan namun tetap harus suka cita. Jika kita konsisten selama satu atau dua bulan ke depan, semoga bisa memutus mata rantai penyebaran virus dan terjadi penurunan kasus yang signifikan," jelas Netty.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.