PBB: Korea Utara Curi Rp 28,5 Triliun untuk Senjata
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut berasal dari laporan PBB ke komite sanksi Korea Utara Dewan Keamanan PBB yang bocor ke publik.
Laporan dari PBB juga menyatakan bahwa Korea Utara menggunakan taktik serangan dunia maya atau siber untuk mencuri dana tersebut. Pyongyang telah menargetkan sejumlah bank dan pertukaran mata uang kripto dan menukarnya dengan uang tunai.
"Menggunakan ruang cyber untuk meluncurkan serangan yang semakin canggih untuk mencuri dana dari lembaga keuangan dan pertukaran mata uang kripto untuk menghasilkan pendapatan," tulis laporan itu, dilansir BBC, Rabu (7/8).
Laporan tersebut menambahkan bahwa serangan siber Korea Utara ini adalah tindak pencurian yang lebih sulit untuk dilacak. PBB saat ini sedang menyelidiki 35 serangan siber yang diduga dilakukan Korut.
ADVERTISEMENT
Laporan itu juga menyatakan bahwa Korea Utara telah melanggar sanksi PBB dengan cara jual beli kapal ilegal, serta mengakses senjata-senjata pemusnah massal.
Pada Selasa (6/8), Korea Utara telah meluncurkan dua rudalnya. Peluncuran tersebut merupakan peluncuran keempat dalam 2 minggu terakhir.
Pada sebuah pernyataan, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa peluncuran tersebut ditujukan sebagai peringatan untuk AS dan Korea Selatan yang melaksanakan latihan militer gabungan.
Pyongyang menganggap bahwa latihan gabungan itu sebagai bentuk pelanggaran perjanjian perdamaian.
Sebelumnya, Kim Jong-un dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura tahun lalu sepakat akan menghentikan uji coba nuklir.
Kim juga setuju bahwa Korea Utara tidak akan lagi meluncurkan rudal balistik antarbenua. Namun, pembicaraan denuklirisasi tersebut mandek ketika kedua pemimpin itu bertemu di Hanoi pada 2019.
ADVERTISEMENT