Ngabalin soal Pidato Jokowi: Kalau Sekolah, Ngerti Narasi dan Diksi

7 Agustus 2018 18:24 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin meminta publik untuk tak salah menilai isi pidato Presiden Joko Widodo yang dinilai memicu polemik. Menurut Ngabalin, Jokowi hanya meminta relawannya untuk siap jika ada pihak yang mengajak berkelahi.
ADVERTISEMENT
"Apa yang salah coba? Kalau orang sekolah, itu ngerti tentang narasi dan diksi. Awalnya kan apa beliau bilang? 'Jangan menyebarkan berita bohong, jangan mau berantem', jangan anu, jangan itu," kata Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/8).
"Belakangnya dia bilang, tapi kalau diajak berantem, jangan takut. Apa itu artinya? Itu artinya perintah panglima perang dan saya insyaallah panglimanya," lanjut dia.
Ngabalin menegaskan, pidato Jokowi di hadapan ribuan relawannya itu juga tak mengandung unsur arogansi. Apalagi, Jokowi merupakan orang Solo yang dinilainya tak pernah berlaku arogan.
"Enggaklah, enggak. Orang Solo itu nunjuknya bukan seperti saya anak Buton, anak Papua, anak Kei, anak Bali, anak Bugis. Bukan menunjuk pakai telunjuk, tapi pakai jempol. Artinya beliau menghindar adanya benturan. Nunjuknya saja pakai jempol," ucapnya.
Banner #2019TetapJokowi di dalam hall SICC (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Banner #2019TetapJokowi di dalam hall SICC (Foto: Ricad Saka/kumparan)
Sementara itu, Jokowi membantah bahwa ia menyuruh pendukungnya berkelahi dengan kubu lawan. Ia meminta publik untuk menonton pidatonya dengan lengkap.
ADVERTISEMENT
"Siapa yang ngomong? Ditonton yang komplet dong. Kan saya sampaikan bahwa aset terbesar kita adalah persatuan, kerukunan. Oleh sebab itu, jangan sampai, saya sampaikan membangun kebencian, saling mencela, saling menjelekkan, saya sampaikan itu," kata Jokowi usai meninjau venue Asian Games di Ancol, Senin (6/8).
Pidato Jokowi yang dinilai memicu polemik disampaikan di hadapan ribuan relawannya, di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Sabtu (4/8). Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta agar para relawannya bisa berkampanye dengan damai, namun harus berani jika ada yang mengajak berkelahi.
"Lakukan kampanye yang simpatik. Tunjukkan diri kita relawan yang bersahabat dengan semua golongan. Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT