Moeldoko Tanggapi Demokrat: Jangan Dikit-dikit Istana, Jangan Ganggu Pak Jokowi

1 Februari 2021 19:52 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko saat memimpin Rapat Koordinasi Rencana Produksi Ventilator Dalam Negeri di Situation Room Bina Graha, Jakarta. Foto: Dok. KSP
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko saat memimpin Rapat Koordinasi Rencana Produksi Ventilator Dalam Negeri di Situation Room Bina Graha, Jakarta. Foto: Dok. KSP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KSP Moeldoko disebut-sebut menjadi orang di lingkungan Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum. Merespons isu ini, Moeldoko meminta Demokrat tidak menyinggung Istana, bahkan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Poinnya yang pertama, jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini, saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini," kata Moeldoko kepada wartawan, Senin (1/2).
"Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini. Bukan selaku KSP," tegasnya lagi.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjalan saat akan memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Lebih lanjut, ia mengungkapkan selama beberapa waktu belakangan kedatangan banyak tamu. Ia mengaku tidak mengerti konteks apa yang dibicarakan para tamu tersebut, namun ia tetap menerima mereka dan mendengarkan curhat mereka.
Tamu tersebut termasuk kader Demokrat.
"Konteksnya apa saya juga enggak ngerti, tapi dari obrolan itu biasa saya awali dari pertanian karena saya suka pertanian. Berikutnya curhat soal situasi yang dihadapi, ya, gue dengerin aja. Berikutnya, ya, ya sudah dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin lihat situasi itu karena saya bagian yang mencintai Demokrat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Moeldoko menduga isu kudeta Demokrat ini muncul karena foto-foto usai pertemuan. Ia pun tidak mempermasalahkan soal itu.
"Mungkin dasarnya foto-foto. Ada dari Indonesia timur, mana-mana kan pengen foto sama gue, ya, saya terima saja apa susahnya. Itu menunjukkan jenderal enggak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan, ya, silakan saja. Saya enggak keberatan," pungkasnya.