Misteri Anak Panah saat Densus 88 Geledah Rumah Direktur Ponpes di Sleman

3 April 2021 21:21 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Suasana ponpes di Sleman yang digeledah Densus 88. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana ponpes di Sleman yang digeledah Densus 88. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah beberapa lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya Pesantren Ibnul Qoyyim di Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman, yang digeledah pada Jumat (2/4) malam.
ADVERTISEMENT
Belum jelas penggeledahan di Ponpes Ibnul Qoyyim terkait kasus teroris jaringan mana.
Suasana ponpes di Sleman yang digeledah Densus 88. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ketua RT 4 RW 7, Dusun Gandu, Agus Purwanto, menyebut ruang direktur ponpes hingga rumah pribadi direktur tak luput dari penggeledahan. Dari rumah direktur dan ponpes dibawa sejumlah barang mulai dari laptop hingga anak panah.
"Yang dibawa laptop, CPU semua dengan komputer, buku-buku yang banyak dengan buku tabungan, terus anak panah dua dengan busurnya," ujar Agus.
Suasana di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta. Foto: Instagram/PP Ibnul Qoyyim Yogyakarta
Terkait anak panah apa yang dibawa, Agus belum mendapat informasi. Oleh sebab itu, belum diketahui apakah anak panah itu dipakai untuk olahraga panahan atau digunakan kepentingan lain.
Ponpes Ibnul Qoyyim sendiri sudah berdiri dari 1983. Keterangan tersebut disampaikan salah seorang pengasuh pondok M Najib Hisyam.
Suasana di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta. Foto: Instagram/PP Ibnul Qoyyim Yogyakarta
"Ini sudah sejak tahun 1983, dulu pesantren kecil," kata Najib ditemui, Jumat (3/4) malam.
ADVERTISEMENT
Direktur ponpes adalah perempuan berinisial AT yang tak lain adik dari Najib. Selama berdiri, baru kali ini ponpes tersebut digeledah.
"Pertama kali ini ada penggeledahan," katanya.
Dia menjelaskan kegiatan ponpes ini juga biasa saja, seperti ponpes pada umumnya. Kurikulum yang digunakan pun mengikuti kurikulum pemerintah. Pantauan di lokasi usai penggerebekan tampilan para santri juga seperti pada umumnya.
"Kegiatan santri ini kurikulum ikut Departemen Agama (Kemenag)," ujarnya.