Meski Pimpinan Aksi Ditangkap, Protes Antipemerintah Berlanjut di Thailand
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi protes antipemerintah di Thailand terus berlanjut pada Minggu (18/10). Puluhan ribu pengunjuk rasa pro-demokrasi kembali turun ke jalanan Bangkok, Thailand selama lima hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Mereka terus melakukan aksi protes, meski Pemerintah Thailand telah mengeluarkan aturan larangan demo sejak Kamis (15/10).
Mengutip Reuters, para pengunjuk rasa menyerukan Perdana Menteri Prayuth Chan-O-cha untuk mundur, konstitusi diubah agar lebih demokratis, dan reformasi monarki.
Aksi protes terus berlanjut meski pemimpin mereka serta puluhan pengunjuk rasa telah ditangkap.
Para pengunjuk rasa berkumpul di sejumlah titik, seperti Monumen Kemenangan, stasiun MRT Asoke, dan Tha Phra di Bangkok pada Minggu (18/10)
"Bebaskan teman-teman kami," ucap para pengunjuk rasa di Monumen Kemenangan, di tengah hujan yang melanda Bangkok pada Minggu sore.
Pengacara Thailand untuk Hak Asasi Manusia mengatakan setidaknya 80 pengunjuk rasa telah ditangkap sejak 13 Oktober dan 27 masih ditahan.
ADVERTISEMENT
Namun polisi tidak memberikan rincian lengkap soal peserta aksi yang ditangkap.
"Kami berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan ketertiban. Untuk melakukannya kami terikat oleh hukum, standar internasional, hak asasi manusia," kata Juru Bicara Kepolisian, Kissana Phathanacharoen dalam konferensi pers.
Sebelumnya, pihak berwenang di Bangkok menutup sistem transportasi umum dan membuat pemblokiran jalan. Semua stasiun Skytrain diperintahkan ditutup pada Sabtu (17/10) sore dalam upaya untuk menggagalkan protes.
Para pengunjuk rasa mengadopsi taktik gerakan cepat para aktivis Hong Kong yang membuat polisi terus menebak-nebak di mana demonstrasi akan diadakan dengan banyak postingan di media sosial.