Menkes Soal 100 Juta AstraZeneca di 2021: Kalau Saya Bilang Pasti Itu Bohong

9 April 2021 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkes Budi Gunadi Sadikin belum bisa memastikan apakah 100 juta vaksin AstraZeneca bisa tersedia di Indonesia tahun ini. Pengiriman 54 juta vaksin dari GAVI dan 50 juta vaksin dari AstraZeneca ke Tanah Air bisa saja tak hanya mundur, namun juga batal.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya bilang pasti (ada), bohong. karena memang ini setiap hari bisa berubah. Waktu India melakukan embargo tidak ada yang mengira mereka akan lakukan itu dan ini membuat semua orang marah, dan tidak semua negara mau merespons," kata Budi dalam Rapat Komisi IX DPR RI, dilihat kumparan, Jumat (9/4).
"Jadi bisa juga negara lain merespons yang lebih negatif dari itu. Jadi ketidakpastiannya tinggi sekali, saya tidak bisa menjamin sesuatu yang pasti bisa terjadi," imbuhnya.
Meski begitu, Budi mengatakan pemerintah telah menyiapkan empat strategi untuk mengantisipasi mundur atau batalnya pengiriman 100 juta vaksin AstraZeneca. Pertama, yakni mengamankan suplai vaksin dengan cara meminta GAVI dan AstraZeneca bertanggung jawab dengan komitmen masing-masing.
Strategi kedua adalah mengoptimalisasikan pelaksanaan program vaksinasi Gotong Royong. Sebagaimana diketahui, suplai vaksinasi Gotong Royong berbeda dengan vaksinasi pemerintah. Sementara saat ini, kata Budi, suplai vaksin Gotong Royong seperti vaksin Sinopharm dan vaksin Sputnik akan tersedia dalam jumlah banyak dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
"Ketiga, kita cari cadangan kalo 100 juta ini hilang ke mana, kita bisa kejar dalam waktu singkat tahun ini. Yang bisa, yang kita sudah tanda tangan agreement yaitu Sinovac dari China. Jadi kita datang dulu ke China karena mereka yang terbukti paling konsisten memenuhi janjinya. Sekarang diskusinya sedang berjalan, tapi memang harus di level tinggi seperti menteri. Setelah menteri, kami berencana kalau bisa Pak Presiden bisa melakukan pembicaraan juga untuk memastikan cadangan ini ada," jelas Budi.
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: JOEL SAGET / AFP
Ia melanjutkan, strategi terakhir adalah upaya melobi Amerika Serikat (AS). Meski saat ini AS belum bersedia mendistribusikan vaksin produksi negaranya ke luar negeri, ada kemungkinan AS membuka diri apabila target vaksinasi mereka terpenuhi.
"Amerika memang selama ini belum membuka diri, karena memang policy di negara mereka demikian. Tapi dengan kecepatan mereka melakukan vaksinasi, kita melihat ada kemungkinan. Mereka sudah sempat melontarkan diskusi kalau mereka sudah selesai, mereka bisa membuka diri. Dengan demikian Indonesia sudah mulai melakukan lobi, supaya kita pastikan pada saat dia buka ranking Indonesia ada di paling atas," tutup Budi.
ADVERTISEMENT
GAVI dan AstraZeneca Tunda Pengiriman Vaksin AstraZeneca ke Indonesia
Pengadaan vaksin AstraZeneca di Indonesia dilakukan melalui dua mekanisme, yakni kerja sama antara Bio Farma dengan AstraZeneca, serta skema GAVI COVAX yang diberikan secara gratis. Rencananya, GAVI akan mengirimkan 54 juta dosis vaksin AstraZeneca di 2021 ke tanah air.
Namun, India mengalami kenaikan kasus COVID-19 dan melakukan embargo pada vaksinnya sehingga GAVI merealokasi. 10 juta dosis vaksin yang harusnya diterima Indonesia pada Maret dan April, ditunda ke Mei. Sementara hanya ada 1 juta vaksin datang pada April.
Di sisi lain, AstraZeneca menyatakan tidak jadi menyediakan 50 juta dosis untuk Indonesia tahun ini. Mereka hanya menyanggupi penyediaan 20 juta dosis vaksin AstraZeneca di 2021. Sisa 30 juta dosis vaksin rencananya akan dilanjutkan pada 2022, tepatnya pada kuartal II.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, saat ini ada sekitar 100 juta dosis vaksin AstraZeneca dengan jadwal kedatangan yang tak pasti.