Massa Tolak Hentikan Kekerasan, Operasional RS COVID-19 di Afsel Terganggu

14 Juli 2021 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebakaran melanda Campsdrift Park, yang menampung Makro dan China Mall, menyusul protes yang meluas menjadi penjarahan di Pietermaritzburg, Afrika Selatan 13 Juli 2021. Foto:  Sibonelo Zungu/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran melanda Campsdrift Park, yang menampung Makro dan China Mall, menyusul protes yang meluas menjadi penjarahan di Pietermaritzburg, Afrika Selatan 13 Juli 2021. Foto: Sibonelo Zungu/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Massa pendukung eks Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma tak mendengarkan seruan pemerintah untuk menghentikan kerusuhan. Kericuhan yang pecah sejak pekan lalu menelan 72 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (14/7), gerombolan perusuh menjarah toko-toko dan perkantoran di sejumlah kota Afsel. Bahkan, akibat kerusuhan ini, operasional rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 menjadi terganggu. Satu kilang minyak besar pun terpaksa harus ditutup.
Pusat perbelanjaan dan sejumlah gudang di beberapa kota seperti di Hammersdale, Provinsi KwaZulu-Natal; Johannesburg; sekitar Provinsi Gauteng; Kota Durban; dan Kotapraja Soweto, Gauteng, dirampok habis-habisan serta hangus dibakar.
Menurut Kepolisian setempat, dalam satu malam saja, kerusuhan meluas hingga ke dua provinsi lainnya, yaitu Mpumalanga dan Cape Utara.
Pemerintah akhirnya mengerahkan tentara Afsel untuk membantu pihak kepolisian di lapangan. Kerusuhan di sejumlah lokasi mulai bisa diredam pada Rabu (14/7), seperti di Kotapraja Alexandra, Johannesburg.
Otoritas Penuntutan Nasional Afsel mengatakan, mereka akan menghukum seluruh orang yang tertangkap melakukan penjarahan atau menghancurkan properti. Sejauh ini, sudah ada 1.200 orang yang ditangkap oleh pasukan keamanan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ancaman dari Pemerintah Afsel tidak berhasil menghentikan aksi para pelaku penjarahan dan kerusuhan.
Petugas polisi menahan demonstran saat protes pemenjaraan mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, di Katlehong, Afrika Selatan. Foto: Siphiwe Sibeko/REUTERS
Penjarahan ini ternyata juga berdampak pada operasional ratusan rumah sakit di Afrika Selatan. Jaringan Rumah Sakit Nasional mengungkapkan bahwa mereka kehabisan suplai oksigen, obat, dan makanan.
Sebagian besar dari pasokan tersebut diimpor dan masuk lewat Durban, yang saat ini menjadi salah satu lokasi kerusuhan.
Staf yang berlokasi di Durban dan wilayah terdampak lainnya tak bisa berangkat kerja, sehingga krisis pasokan semakin memburuk.
“Dampak dari penjarahan dan perusakan ini memberikan konsekuensi yang sangat mengerikan pada rumah sakit. Dan episenter dari pandemi ini berada di provinsi-provinsi terdampak yang tengah dikepung oleh kerusuhan,” kata Jaringan RS Nasional, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Salah satu kilang minyak terbesar di Afrika Selatan, SAPREF di Durban, juga terpaksa harus ditutup sementara akibat kerusuhan ini.
Kerusakan pusat perbelanjaan menyusul protes yang meluas menjadi penjarahan, di Durban, Afrika Selatan 13 Juli 2021. Foto: Kierran Allen via Reuters
Salah satu aksi protes terparah yang pernah dialami Afsel ini dipicu oleh penahanan mantan Presiden keempat Afsel, Jacob Zuma, atas penolakannya untuk hadir dalam penyelidikan soal kasus korupsi yang menimpanya.
Para pendukung Jacob Zuma dengan tegas menyampaikan kekerasan tak akan berhenti dan akan terus berlanjut hingga Zuma akhirnya dibebaskan dari penjara.
Zuma kini juga tengah menghadapi persidangan dalam kasus yang berbeda. Persidangan ini meliputi dakwaan korupsi, penipuan, pemerasan, dan pencucian uang.