Macron Sebut Pemenggalan Guru Pembahas Kartun Nabi Muhammad Serangan Teroris

17 Oktober 2020 10:46 WIB
comment
57
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas polisi Prancis berkumpul di luar sekolah menengah setelah seorang guru sejarah yang dibunuh. Foto: AP / Michel Euler
zoom-in-whitePerbesar
Petugas polisi Prancis berkumpul di luar sekolah menengah setelah seorang guru sejarah yang dibunuh. Foto: AP / Michel Euler
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang guru sejarah ditikam dan dipenggal oleh orang tak dikenal di sekitar sekolah tempatnya mengajar di Prancis. Sebelum terbunuh, guru pria sekolah menegah itu pada awal Oktober sempat menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat (16/10) malam waktu setempat pun mendatangi TKP pembunuhan di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Prancis.
"Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajarkan murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi," ucap Macron, dikutip Reuters, Sabtu (17/10).
Bahkan, Macron menyebut peristiwa pembunuhan ini sebagai 'serangan teroris Islamis'.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai pembenuhan seorang guru di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Paris. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
"Warga kami diserang secara mencolok, dia menjadi korban serangan teroris Islam. Mereka tidak akan menang.....kami akan bertindak dengan tegas dan cepat," kata Macron.
Guru yang dibunuh itu mengalami luka tusuk di leher hingga akhirnya terpenggal. Sementara sang pelaku tewas ditembak mati oleh polisi yang sedang berpatroli tak jauh dari lokasi kejadian.
Jaksa antiteror Prancis saat ini sedang menyelidiki peristiwa penyerangan tersebut. Menurut seorang sumber polisi, guru itu menunjukkan kartun Nabi Muhammad dalam sesi kelasnya, yang dianggap sebagai penghujatan oleh umat Islam. Namun, laporan dari sebuah media Prancis, guru itu menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai bagian dari pelajaran kewarganegaraan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan penyiar BFMTV bahwa tersangka berusia 19 tahun dan lahir di Moskow. Sampai saat ini, aparat penegak hukum tidak membeberkan nama penyerang maupun korbannya.
Kantor majalah Charlie Hebdo di Paris. Foto: JOEL SAGET/AFP
Prancis selama beberapa tahun terakhir mengalami serangkaian serangan kekerasan oleh militan Islam, termasuk teror dan penembakan ke kantor majalah satir Charlie Hebdo pada 2015, dan pemboman serta penembakan pada November 2015 di teater Bataclan dan lokasi-lokasi di sekitar Paris.
Masalah kartun itu dihidupkan kembali bulan lalu ketika Charlie Hebdo memutuskan untuk menerbitkannya kembali.
Menanggapi penyerangan guru di luar sekolah, Charlie Hebdo menulis di akun Twitter-nya: "Intoleransi telah melewati ambang batas baru, dan tampaknya tidak memberikan dasar apa pun dalam memaksakan terornya ke negara kita."
=====
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona