Lapas Menjadi Tempat yang Dianggap Aman Bagi Sindikat Narkoba

12 Maret 2019 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari di Kantor BNN, Cawang, Jakarta, Selasa (12/3/2019). Foto: Andesta Herli/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari di Kantor BNN, Cawang, Jakarta, Selasa (12/3/2019). Foto: Andesta Herli/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala BNN Heru Winarko pernah mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya peredaran narkoba di lapas. Hampir semua kasus yang diungkap BNN sejak awal 2018 hingga September 2018 adalah barang narkotika yang dipesan dari dalam lapas.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut bisa jadi masih belum banyak berubah sampai tahun 2019 ini. Setidaknya begitu pantauan Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Arman Depari.
"Saya kira belum begitu berubah. Ya sindikat internasional biasanya mereka merekrut orang-orang yang satu negara. Di sindikat lokal, juga mereka biasanya merekrut satu suku atau satu komunitas," ungkap Arman saat menghadiri pemusnahan barang bukti narkotika di Kantor BNN, Cawang, di sela perbincangannya bersama media soal dunia sindikat narkoba, Selasa (11/3).
"Bahkan, yang terakhir kita temukan, yang terkait dengan jaringan lapas, mereka melibatkan seluruh keluarganya. Orang tuanya, mantunya, anaknya, saudaranya. Nah, ini adalah ciri khas sindikat," ujar Arman.
Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Arman Depari. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Perkiraan Arman, kondisi tersebut masih terus berlanjut lantaran para narapidana kasus narkoba memandang lapas bisa menjadi tempat yang lebih bebas untuk bertransaksi. Pasalnya, di lapas tidak ada lagi pengawasan dari BNN dan pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Mungkin mereka berpikir bahwa di lapas mereka tidak lagi diawasi oleh petugas BNN dan kepolisian, walaupun sebenarnya kalau di lapas itu, seharusnya mereka lebih diawasi," katanya.
Tapi ternyata mereka merasa lebih bebas di sana, dan memiliki alat-alat yang diperlukan untuk bisa tetap berkomunikasi dan melakukan transaksi.
Perasaan lebih aman dan nyaman itulah, yang kemudian membuat narapidana narkoba kemudian menghidupkan lagi bisnisnya atau jaringannya dari dalam narkoba.
"Nah kalau itu lebih nyaman, ya pasti mereka melakukannya (bertransaksi)," jelas Arman.
Arman tidak menjelaskan lebih jauh apa faktor-faktor spesifik yang membuat lapas mudah digunakan untuk transaksi narkoba. Juga tidak merinci sejauh mana pembahasan BNN dengan pihak lapas (dalam hal ini Ditjen PAS) telah berkembang.
ADVERTISEMENT