Korut Gelar Uji Coba Tahap Akhir Satelit Mata-mata

19 Desember 2022 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Korea Utara Foto: Denis Balibouse/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Korea Utara Foto: Denis Balibouse/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korea Utara (Korut) melakukan uji coba tahap akhir satelit mata-mata pada Minggu (18/12). Kabar tersebut diungkap kantor berita Korut, KCNA.
ADVERTISEMENT
Satelit itu rencananya akan rampung sepenuhnya pada April 2023 mendatang.
Dikutip dari Reuters, pengujian akan dilakukan oleh Administrasi Pengembangan Dirgantara Nasional (NADA) Pyongyang di stasiun peluncuran satelit Sohae di kota Tongchang-Ri. Uji coba tahap akhir ini bertujuan untuk meninjau pencitraan satelit, transmisi data, dan sistem kontrol darat.
Di dalam laporan KCNA tertulis sebuah kendaraan yang membawa satelit tiruan dengan banyak kamera, pemancar dan penerima gambar, perangkat kontrol, dan baterai penyimpanan telah ditembakkan pada sudut tinggi sejauh 500 km.
"Kami mengkonfirmasi indikator teknis penting seperti teknologi pengoperasian kamera di lingkungan luar angkasa, pemrosesan data dan kemampuan transmisi perangkat komunikasi, akurasi pelacakan dan kontrol sistem kontrol darat," kata juru bicara NADA yang dikutip oleh KCNA.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang 2022, Korut telah melakukan uji coba rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang bertentangan dengan sanksi internasional.
Pada Jumat (16/12), Korut juga menguji mesin bahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang dapat mempercepat peluncuran rudal balistik.
Sementara itu, satelit mata-mata ini sejalan dengan rencana Kim Jong-un agar dapat memberikan informasi secara nyata mengenai tindakan militer Amerika Serikat dan sekutunya. AS merupakan musuh besar Korut.
Tindakan Korut melakukan uji coba tahap akhir satelit mata-mata mendapat peringatan keras dari Korea Selatan. Tak hanya mengutuk, Korsel menyatakan tindakan itu sebagai bentuk provokasi.
Penulis: Thalitha Yuristiana.