Korpri: ASN Ikut Komcad Hadapi Radikalisme-Hoaks, Latihannya Jumat-Minggu Saja

5 Januari 2022 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keterlibatan ASN dalam Komponen Cadangan (Komcad) menuai pro kontra. Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) angkat bicara dan menyambut baik program yang diatur dalam SE KemenPANRB itu.
ADVERTISEMENT
Namun, Ketua Umum Korpri, Prof Zudan Arif Fakrulloh, menilai Komcad harusnya tidak lagi diarahkan pada ancaman militer, tapi ancaman nonmiliter. Apa saja?
"Kita harus berpikir bahwa komponen cadangan atau pun bela negara tidak diarahkan untuk ancaman konvensional seperti halnya agresi militer, perang militer, tetapi harus diarahkan kepada ancaman nonkonvensional," ucap Zudan, Rabu (5/1).
"Ancaman nonkonvensional seperti apa? Misalnya, narkoba, radikalisme, konflik SARA, kemudian hoaks, kemudian cyber security system, serangan sistem siber," lanjut Dirjen Dukcapil itu.
Komponen Cadangan (Komcad) TNI. Foto: Tim Dokumentasi Menhan Prabowo Subianto
Selain itu, kata Zudan, secara umum ancaman nonkonvensional juga berarti perang terhadap kemiskinan, perang terhadap kebodohan, perang terhadap korupsi.
"Ancaman-ancaman nonkonvensional itu justru di depan kita. Jadi, kalau dari Korpri menyarankan komponen cadangan itu diarahkan kepada ancaman yang nonkonvensional tadi," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Karena Komcad diarahkan untuk ancaman nonkonvensional, maka Zudan menyarankan pelatihannya bukan latihan militer 3 bulan, tapi latihan periodik yang buat ASN tetap aktif bekerja.
"Desain pelatihannya jangan lama 3 bulan di asrama, kelamaan. Enggak begitu. Kalau menurut saya karena sifat ancamannya juga ancam nonkonvensional, tidak lagi berupa perang, tidak lagi butuh fisik yang seperti apa, kita bukan militer, tetapi lebih bagaimana membangun cara berpikir bela negara dengan memperbaiki kualitas dan tindakan para ASN itu," bebernya.
"Jadi, pelatihannya misalnya Jumat, Sabtu, Minggu, setelah itu kembali ke kantor. Nanti Jumat, Sabtu, Minggu lagi, kembali ke kantor lagi. Tentu ini pelatihannya harus dicarikan lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat bekerjanya," ucap Zudan.
Bisa juga pelatihan digelar secara online atau di luar jam kantor, seperti pukul 16.00-18.00, atau pukul 07.00-09.00.
ADVERTISEMENT
"Karena yang diajarkan bukan lagi hal yang bersifat fisik, tapi bagaimana menjaga cyber security system, bagaimana perang melawan narkoba, bagaimana perang terhadap sifat-sifat buruk dalam pelayanan publik, bagaimana memerangi korupsi, memerangi kemiskinan, itu yang konkret, bagian dari bela negara yang sangat penting," urai Zudan.