Kekuasaan di Ujung Tanduk, Netanyahu Dituduh Hasut Pendukung Lakukan Kekerasan

7 Juni 2021 13:13 WIB
·
waktu baca 2 menit

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memberikan keterangan terkait hasil pemilihan umum Israel di markas partai Likud di Yerusalem,Israel, Rabu (24/3). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memberikan keterangan terkait hasil pemilihan umum Israel di markas partai Likud di Yerusalem,Israel, Rabu (24/3). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
ADVERTISEMENT

Gejolak politik di Israel makin memanas. Yang terbaru Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu membantah dirinya menghasut pendukungnya untuk melawan koalisi tandingan.

ADVERTISEMENT

Tuduhan tersebut datang saat kekuasaan Netanyahu di Israel terancam lengser. Koalisi tandingan sayap kiri sedikit lagi menandang Netanyahu dari kursi kekuasaan.

Lantaran nasibnya makin di ujung tanduk Netanyahu disebut-sebut bakal memobilisasi pendukung jelang pengumuman resmi pemilu.

Kondisi semakin memburuk usai badan keamanan nasional Israel, Shin Bet, mengeluarkan sebuah peringatan. Mereka menyebut, eskalasi kekerasan akibat tindakan hasutan berpotensi terjadi dalam waktu dekat.

"Akhir-akhir ini, kita melihat adanya peningkatan dan intensifikasi yang luar biasa dalam diskursus kasar dan hasutan, terutama di media sosial. Diskursus ini meliputi pernyataan-pernyataan yang menggunakan bahasa yang keras dan penuh kebencian, dan bahkan berisi undangan untuk melakukan kekerasan fisik," ujar Kepala Shin Bet Nadav Argaman.

"Sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi untuk melindungi keamanan negara, rezim demokratis, dan institusi, saya memperingatkan bahwa diskursus ini dapat diartikan oleh sejumlah kelompok atau individu tertentu sebagai izin untuk melakukan kekerasan dan juga aktivitas ilegal yang dapat membahayakan," lanjut Argaman.

ADVERTISEMENT

Argaman tak menyebutkan dengan jelas siapa pihak yang dimaksud dalam peringatan ini. Ia cuma meminta para pejabat publik untuk dengan jelas memerintahkan pemberhentian hasutan.

Meski tak mengungkap, koalisi penentang Netanyahu yakin komentar itu diarahkan khusus kepada sang Kepala Pemerintahan.

Merespons hal tersebut, Netanyahu membantah telah bertindak di luar batas, apalagi sampai menghasut pendukungnya melakukan kekerasan.

“Kritik politik dan hasutan untuk kekerasan itu beda tipis,” ujar Netanyahu.

“Kita tak bisa mengatakan bahwa ketika kritik disampaikan dari kana, itu adalah hasutan untuk kekerasan, dan ketika disampaikan dari kiri, kritik itu adalah kebebasan berpendapat,” lanjutnya dalam pertemuan dengan anggota Partai Likud.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Naftali Bennett. Foto: Yonatan Sindel/Pool via REUTERS

Naftali Bennett, tokoh sayap kiri yang juga calon PM Israel baru, mendesak Netanyahu untuk menghentikan kampanye “kasar” yang melawan para politisi sayap kanan di koalisi baru bentukannya.

ADVERTISEMENT

Pengesahan hasil pemilu Israel dan pembentukan pemerintahan Israel rencana bakal diumumkan pada Rabu (9/6/2021). Jika Bennet dan koalisinya menang maka kekuasaan Netanyahu selama hampir satu setengah dekade di Israel bakal usai.