Kebakaran RS di India, 5 Pasien COVID-19 Tewas

27 November 2020 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kebakaran. Kebakaran di Mumbai, India. Foto: Poonam Burde/via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran. Kebakaran di Mumbai, India. Foto: Poonam Burde/via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebakaran terjadi di sebuah rumah sakit swasta di Kota Rajkot negara bagian Gujarat, India pada Jumat (27/11). Akibatnya lima pasien COVID-19 tewas dan 28 orang luka-luka.
ADVERTISEMENT
Menurut pejabat pemerintah negara bagian, Udit Agarwal, kebakaran telah menghanguskan Unit Perawatan Intensif (ICU) tempat pasien COVID-19 dirawat. Diduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik.
"Tiga pasien di ICU meninggal di tempat, dan dua lainnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Dua pasien lainnya di ICU tidak terluka," kata Agarwal, seperti dikutip dari Reuters.
NDTV melaporkan, sebanyak 28 orang yang terluka di Rumah Sakit Uday Shivanand tersebut telah dipindahkan ke rumah sakit lain untuk menerima perawatan. Kepala Menteri Gujarat Vijay Rupani juga telah memerintahkan penyelidikan atas insiden kebakaran.
Kebakaran di bangsal COVID-19 yang terjadi hari ini merupakan kebakaran ke empat yang terjadi di India sejak wabah dimulai.
Kebakaran ini membuat marah pengadilan tinggi India, yang meminta pemerintah federal dan negara bagian untuk mengirimkan laporan terperinci tentang kejadian kebakaran yang berulang di rumah sakit rujukan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pada Agustus, delapan pasien COVID-19 tewas dalam kebakaran di bangsal ICU sebuah rumah sakit di Ahmedabad, kota terbesar di negara bagian Gujarat.
Dokter di India Kelelahan Hadapi Lonjakan Virus Corona. Foto: Reuters/Danish Siddiqui
Perdana Menteri Narendra Modi, yang berasal dari Gujarat menuliskan ucapan duka di Twitternya kepada korban.
Saat ini India melaporkan 9,3 juta kasus infeksi virus corona dengan 135 ribu kematian. India merupakan negara dengan kasus infeksi virus corona tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.