Joe Biden: Iran Tak Akan Pernah Miliki Nuklir Selama dalam Pengawasan Saya

29 Juni 2021 5:58 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden saat bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin di Gedung Putih di Washington, AS Senin (28/6). Foto: Kevin Lamarque/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden saat bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin di Gedung Putih di Washington, AS Senin (28/6). Foto: Kevin Lamarque/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin pada Senin (28/6). Dalam kesempatan itu, Biden menyampaikan harapannya untuk segera bertemu Perdana Menteri baru Israel, Naftali Bennett.
ADVERTISEMENT
Tanggal kunjungan Bennett ke Gedung Putih masih belum ditentukan. Tetapi Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, menyatakan bahwa kunjungan tersebut akan terjadi dalam waktu dekat.
Dikutip dari Reuters, pertemuan Biden dan Rivlin membahas soal Iran dan nuklirnya. Orang nomor satu AS ini menegaskan bahwa di bawah pengawasannya, Iran tak akan pernah bisa memiliki senjata nuklir.
“Komitmen saya kepada Israel itu sangat kuat,” ujar Biden kepada Rivlin, pada awal rapat antara keduanya.
“Yang bisa saya katakan kepada Anda adalah, Iran tak akan pernah memiliki senjata nuklir selama berada di bawah pengawasan saya,” tambah Biden.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin di Gedung Putih di Washington, AS Senin (28/6). Foto: Kevin Lamarque/Reuters
Dalam rapat pertamanya dengan seorang pejabat tinggi Israel, Biden turut menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan Israel dalam normalisasi hubungan dengan negara-negara Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Israel juga disebut akan memulai pendekatan dengan negara-negara di benua Afrika.
Dalam kesempatan itu, Biden juga membantah kritik yang mempertanyakan kewenangannya dalam memerintahkan peluncuran serangan udara terhadap milisi radikal yang didukung Iran.
Milisi tersebut dituduh menyerang pasukan AS yang bertugas di Suriah dan Irak.
“Saya punya kewenangan atas itu,” tegas Biden, seperti dikutip dari AFP.