JK soal Divestasi: Kondisi Venezuela Beda dengan RI

2 November 2017 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla Breakfast Morning bersama PWI (Foto: Dok. Setwapres)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla Breakfast Morning bersama PWI (Foto: Dok. Setwapres)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan divestasi atau pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang. Salah satu yang masih hangat diingatan yaitu divestasi saham PT Freeport Indonesia hingga mencapai 51% untuk kepemilikan nasional.
ADVERTISEMENT
Saat menghadiri acara santap pagi bersama para anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Wakil Presiden HM Jusuf Kalla sempat mendapat pertanyaan tentang Venezuela dan divestasi. Salah satu penanya itu mengatakan ada kesamaan antara Indonesia dengan Venezuela soal divestasi.
"Semua tahu bahwa kehancuran Venezuela itu karena masalah divestasi yang kemudian mundurnya modal asing. Ada analisa, prakondisi di Indonesia kayaknya sama dengan Venezuela," kata salah seorang penanya bernama Nuh di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).
"Bisa dijelaskan karakteristik kenapa Venezuela hancur? Apa prakondisi analisa itu sama seperti prakondisi Venezuela sebelum hancur sekarang?" lanjut dia.
Jusuf Kalla Breakfast Morning bersama PWI (Foto: Dok. Setwapres)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla Breakfast Morning bersama PWI (Foto: Dok. Setwapres)
Mendengar pertanyaan itu, JK kemudian menjelaskan secara gamblang perbedaan antara divestasi di Indonesia dengan Venezuela. JK menyebut, Venezuela ketika itu melakukan divestasi besar-besaran, misalnya saja ke perusahaan Chevron.
ADVERTISEMENT
JK juga menjelaskan, dirinya pernah berbincang dengan mendiang Presiden Venezuela Hugo Chávez. Chávez ketika itu memberikan diskon 25% impor minyak mentah kepada Indonesia.
"Venezuela itu negara yang paling kaya. Kaya cadangan minyaknya. Saudi kalah. Walau pun hampir semuanya di offshore tapi waktu Chavez, pemerintah semua itu dipakai untuk politik. Jadi Kuba butuh, dikasih minyak harga murah," jelas JK.
"Saya pun pernah minta sama dia gas murah dan mereka mau. Saya bilang 'Mister Presiden, Indonesia juga impor minyak nih. Yuk sebagai kawan sahabat berbicara'. 'Oke panggil menterinya, kasih diskon 25%'. Katanya begitu saja langsung. Kemudian setelah itu dinasionalisasi semua sehingga Exxon, Chevron, perusahaan lain undur diri," paparnya.
Setelah divestasi kepada perusahaan-perusahaan itu, JK menerangkan, para pejabat Venezuela melakukan korupsi sehingga dana negara habis. Dia lalu mencontohkan akibat korupsi setelah divestasi itu, rakyat Venezuela harus antre beli sesuatu dari jam 5 pagi.
ADVERTISEMENT
"Beli tisu saja harus antre jam 5 pagi. Apalagi beli obat, beli roti. Negara yang begitu kayanya, dulu kaya sekarang miskin. Antara lain karena hilang kepercayaan dari investor karena memaksakan mengambil alih. Sehingga Venezuela begitu tragis," tutur JK.