Israel Tidak Akan Selidiki Kematian Jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh

20 Mei 2022 12:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan mural untuk menghormati jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di Nazareth, Israel (16/5/2022). Foto: Ammar Awad/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan mural untuk menghormati jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di Nazareth, Israel (16/5/2022). Foto: Ammar Awad/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Militer Israel tidak berencana untuk melakukan investigasi pembunuhan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, yang tewas ditembak di Jenin, pekan lalu. Keputusan ini diambil untuk menghindari kontroversi.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan oleh kantor berita Israel Ha’aretz, Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer Israel percaya penyelidikan yang memperlakukan tentara Israel sebagai tersangka akan mengarah pada perpecahan di dalam masyarakat Israel
Sebelumnya, investigasi atas pembunuhan warga Palestina oleh tentara Israel kerap menimbulkan kontroversi di Israel. Pasalnya, banyak warga Israel yang percaya bahwa tentara tidak boleh dituntut atas tindakan seperti itu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengucapkan selamat tinggal kepada jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbunuh dalam serangan Israel di Ramallah di Tepi Barat, Palestina, Kamis (12/5/2022). Foto: Mohamad Torokman/REUTERS
“Alasan untuk ini adalah, mereka harus benar-benar membuka penyelidikan kriminal terhadap seorang perwira atau tentara Israel yang bertugas dalam operasi militer aktif. Itu adalah sesuatu yang menurut politik Israel dalam iklim saat ini benar-benar tidak dapat dipertahankan,” kata reporter Al Jazeera Imran Khan.
“Pemerintah akan diserang jika penyelidikan itu terjadi. Pihak oposisi akan menggunakannya untuk membuat landasan politik. Juga, umumnya dengan orang Israel sendiri, mereka melihat tentara tidak tersentuh, sebagai pembela Israel dan oleh karena itu apa pun yang mereka lakukan dalam operasi militer tidak dapat disentuh,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi laporan tersebut, keluarga Abu Akleh mengatakan mereka tidak terkejut dengan keputusan militer Israel.
“Kami sudah memprediksi tindakan ini dari Israel. Itu sebabnya kami tidak ingin mereka berpartisipasi dalam penyelidikan. Kami ingin meminta pertanggungjawaban siapa pun yang bertanggung jawab atas tindakan ini,” jelas keluarga Abu Akleh kepada Al Jazeera.
“Kami mendesak Amerika Serikat khususnya—karena dia adalah warga negara AS—dan masyarakat internasional untuk membuka penyelidikan yang adil dan transparan dan untuk mengakhiri pembunuhan,” tambah mereka.
Keluarga Abu Akleh kabarnya telah menerima jaminan dari pemerintah AS bahwa pembunuhannya akan diselidiki.
Shireen Abu Akleh, yang tinggal di Yerusalem Timur, secara resmi adalah warga negara AS. Selama hampir tiga dekade terakhir ia meliput berbagai kejadian di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, Abu Akleh tewas ditembak ketika ia meliput penyerbuan pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin. Abu Akleh saat itu tengah mengenakan helm dan rompi bertanda pers. Dia ditembak di bagian belakang leher, di bagian celah kecil antara helm dan rompinya.
Pihak berwenang Israel awalnya mengatakan pejuang Palestina lah bertanggung jawab atas kematian Abu Akleh. Namun mereka kemudian mengungkapkan ada kemungkinan pasukan Israel juga dapat bertanggung jawab atas insiden ini dan memastikan akan membuka penyelidikan.
Penulis: Airin Sukono.