Israel dan Lebanon Saling Serang, UNIFIL Serukan Gencatan Senjata
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan tertulisnya, UNIFIL menyatakan pihaknya mendeteksi peluncuran roket dari luar area operasi UNIFIL di Lebanon selatan menuju daerah Golan yang diduduki Israel pada Jumat pagi.
Serangan ini direspons dengan tembakan artileri dari Israel yang diarahkan ke area umum di sekitar Kafer Chouba.
Kepala Misi dan Komandan Pasukan UNIFIL Mayor Jenderal Stefano Del Col langsung menghubungi pihak yang bertikai.
Dia meminta semua orang untuk segera menghentikan tembakan atau gencatan senjata.
“Ini adalah situasi yang sangat berbahaya, dengan aksi eskalasi terlihat di kedua sisi selama dua hari terakhir,” ujar Del Col.
UNIFIL menyatakan, pihaknya secara aktif terlibat dengan para pihak melalui semua mekanisme penghubung dan koordinasi formal dan informal untuk mencegah situasi menjadi tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
“Kami berkoordinasi dengan Angkatan Bersenjata Lebanon untuk memperkuat langkah-langkah keamanan di seluruh wilayah operasi. UNIFIL meminta para pihak untuk menghentikan tembakan dan tetap tenang sehingga kami dapat memulai penyelidikan,” bebernya.
Serangan dari Lebanon Dilancarkan Hizbullah
Serangan dari Lebanon ke Israel dilancarkan oleh Hizbullah, faksi yang didukung Iran.
Mengutip Al-Arabiya, Hizbullah mengaku menembakkan puluhan roket ke tanah terbuka di dekat posisi Israel di daerah Shebaa yang disengketakan pada hari Jumat sebagai tanggapan atas serangan udara Israel ke Lebanon beberapa hari sebelumnya.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan serangan udara Israel telah menghantam tanah terbuka di Lebanon.
Sekilas UNIFIL
UNIFIL memiliki sekitar 10.500 tentara dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia.
UNIFIL dibentuk untuk memastikan penarikan pasukan Israel yang menginvansi Lebanon pada 1978, membantu pemerintah Lebanon untuk mengembalikan otoritas efektifnya di wilayah yang diinvansi, dan menciptakan perdamaian dan keamanan.
ADVERTISEMENT
Pasukan UNIFIL rutin berpatroli di perbatasan kedua negara yang terkenal dengan sebutan garis biru (blue line).