IPB Kembangkan Kit Diagnostik untuk Rabies dari Kuning Telur Ayam

27 September 2017 11:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi telur pecah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi telur pecah (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan perangkat untuk mendiagnosa rabies. Yang menarik, perangkat ini dikembangkan Suwarny Ruhi, Sri Murtini dan Okti Nadia Poetri, dari kuning telur.
ADVERTISEMENT
Salah satu peneliti, Sri Murtini mengatakan rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus neurotropik genus Lyssavirus famili Rhabdoviridae. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke hewan lain maupun hewan ke manusia melalui saliva. Penyakit ini bersifat zoonosis dan berakibat fatal pada manusia.
Dia mengungkapkan, selama ini diagnosis penyakit rabies di Indonesia hanya berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologis preparat otak hewan yang diduga terkena rabies.
"Teknik diagnosa untuk mendeteksi virus rabies harus terus dikembangkan. Antigen dan antibodi standar sangat diperlukan untuk diagnosa rabies. Salah satu alternatif yang dikembangkan yaitu kit diagnostik dari telur ayam,” kata Sri dalam rilis pers IPB yang diterima kumparan (kumparan.com) pada Rabu (27/9).
Oleh karena itu, pihaknya mengembangkan penelitian tentang preparasi imunoglobulin yolk (IgY) spesifik rabies. Imunoglobulin Y merupakan protein antibodi yang ditemukan pada kuning telur ayam.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan keberadaan IgY pada kuning telur memiliki analogi yang sama dengan keberadaan IgG pada susu. Pada ayam, telah diketahui keberadaan tiga kelas imunoglobulin yang berhubungan dengan imunoglobulin mamalia yaitu IgA, IgM dan IgY (IgG).
Sri menerangkan, ayam mentransfer antibodi induk ke dalam kuning telur. Antibodi induk itu lalu ditransferkan sebagai sistem pertahanan terhadap substansi asing ketika sistem imun anak belum sempurna.
Hasil penelitian, kata Sri, menunjukkan bahwa antibodi anti-rabies dapat dideteksi pada kuning telur pada minggu kedua setelah vaksinasi pertama.
"Purifikasi IgY dengan NaCl menghasilkan konsentrasi 331 µg/ml dan teknik WSF 184 µg/ml. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa IgY spesifik rabies dapat diproduksi pada ayam petelur dan menghasilkan antibodi yang titernya cukup tinggi," kata dia.
ADVERTISEMENT