Imbas Kerusuhan, Warga Penajam Paser Utara Memilih Mengungsi
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, memastikan kondisi wilayahnya sudah berangsur kondusif usai kerusuhan yang diakibatkan seorang warga tewas akibat dikeroyok.
ADVERTISEMENT
Seorang saksi warga lokal, Andre (23), mengungkapkan saat pertikaian terjadi, massa terkonsentrasi di sekitar Pelabuhan Penajam. Sejumlah bangunan di kawasan tersebut, tepatnya di samping pelabuhan penyeberangan feri Penajam-Balikpapan, ikut dirusak dan dibakar oleh warga.
“Kebakaran juga menghanguskan rumah-rumah di sekitarnya. Rumah itu dibangun di atas air dan semuanya terbuat dari kayu,” kata Andre saat dihubungi, Rabu (16/10).
Akibat kerusuhan ini, banyak warga calon ibu kota baru itu yang tidak berani keluar rumah. Sementara warga yang tinggal di dekat pelabuhan memilih mengungsi ke tempat yang lebih jauh.
“Kami tidak berani keluar rumah. Akses semua pelabuhan ditutup. Pelabuhan yang buka cuma milik perusahaan migas,” ujar Andre.
Seorang warga lainnya, Rina (31), memilih mengungsi ke tempat kerabatnya di kecamatan lain saat kericuhan mulai terjadi.
ADVERTISEMENT
“Tempat tinggal saya tak jauh dari pelabuhan. Jadi lebih baik mengungsi. Pelaku pembunuhan diduga tinggal di sekitar pelabuhan. Makanya massa itu mencari ke situ,” katanya.
Sementara itu, Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud juga sempat melakukan mediasi dengan warga yang saling bertikai.
“Iya. Tadi bupati sempat bertemu warga itu,” kata seorang PNS yang bekerja di Setkab Penajam Paser Utara.
Pertikaian horizontal ini diduga dipicu ada dua warga, Rian (18) dan Chandra (18), yang tewas akibat dikeroyok dan ditikam di Pantai Nipah-Nipah. Peristiwa ini memicu amarah warga dan mereka berusaha mencari pelaku yang diduga tinggal di dekat daerah pantai.
"Karena ada anggota keluarga salah satu kelompok yang dikeroyok hingga tewas. Padahal pelaku sudah kita amankan," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Ade Yaya Suryana.
ADVERTISEMENT