Gajah Betina Liar di Aceh Mati Usai Jalani Perawatan Selama 3 Hari
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengatakan, gaja tersebut dirawat warga karena sakit dan hanya bisa terbaring saat ditemukan. Gajah tersebut pertama kali dilaporkan ke pihaknya pada Jumat (25/2) lalu.
Mereka kemudian mengirimkan personel PLG Saree, dan tim medis Pusat Kajian Satwa Liar (PKSL) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH-USK).
“Dari hasil pemeriksaan teridentifikasi gajah liar tersebut berjenis kelamin betina dan diperkirakan berumur kurang lebih 30 tahun. Kondisi gajah liar itu sangat memprihatinkan, sangat kurus (malnutrisi) dan sangat lemah," kata Agus, Selasa (1/3).
Dari hasil pemeriksaan, Agus menyebut, gajah tersebut sakit karena mengalami luka infeksi di bagian perut diduga terkena tonggak kayu. Setelah diperiksa, mereka memberi penanganan medis dengan memberi vitamin hingga antibiotik.
ADVERTISEMENT
“Namun demikian, setelah selama tiga hari perawatan dari sejak 25 hingga 27 Februari 2022, akhirnya gajah liar betina tersebut tidak dapat bertahan,” ujarnya.
Selanjutnya, pada Senin (28/2) pagi tim medis melakukan nekropsi terhadap hewan dilindungi yang mati karena sakit tersebut. Berdasarkan hasil nekropsi, diduga kematian gajah liar betina itu murni karena bakteremia atau disebut infeksi sistemik.
“Luka yang tidak terobati menjadi media berkembang biak bakteri, sehingga bakteri menyebar ke seluruh tubuh, mengganggu sistem metabolisme yang berujung pada kerusakan organ dan kematian,” tuturnya.