Fadli Zon: Saya Kira Pak Jokowi Tak Masalah Debat Pakai Bahasa Inggris

14 September 2018 0:58 WIB
Fadli Zon meninggalkan kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon meninggalkan kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi mengusulkan agar dalam debat capres 2019 menggunakan bahasa Inggris. Waketum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, debat menggunakan bahasa Inggris bisa membuktikan adanya kemajuan dalam debat pilpres.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada saya kira bagus-bagus saja. Kita ini kan ada di era globalisasi. Ya kalau pakai bagus, enggak juga enggak apa. Tapi kalau ada ya itu berarti ada suatu kemajuan. Kalau enggak juga enggak masalah," kaTa Fadli di Jalan Kertamegara, Jakarta Selatan, (13/9).
"Tapi kan kita ini negara demokrasi yang cukup besar, populasi yang cukup besar, terserah kalau kita meningkatkan kualitas debat kita juga bagus," lanjutnya.
Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Fadli memastikan, Prabowo-Sandi sangat siap berdebat menggunakan bahasa Inggris bila usulan itu dikabulkan KPU. Wakil Ketua DPR itu juga menilai, Jokowi tak akan keberatan dengan debat bahasa Inggris.
"Oh kalau itu sih (kami) sudah pasti siap. Tapi kan belum tentu disepakati oleh kandidat lain, gitu. Walaupun, Pak Jokowi seperti saya bilang hobi kan pidato pakai bahasa Inggris," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Saya kira bisa jadi sepakat sih. Sebenarnya enggak masalah. Saya katakan tadi, Pak Jokowi senang (pidato) bahasa Inggris," lanjutnya.
Selain itu, Fadli juga menyarankan agar pola debat diubah oleh KPU. Ia lebih menyukai debat interaktif dalam memaparkan program ke depan jika terpilih di pemilu.
"Harus ada debatnya yang lebih interaktif antarkandidat. Kalau ini kan debatnya kayak paparan begitu. Menurut saya, biarkan saja ada debat yang ada debatable," katanya.
"Lebih dinamis begitu. Sehingga kita tahu pemikirannya apa. Jangan ini satu menit, ini satu menit. Gitu. Jadi kayak main-main. Jadi kalau mau debat, debat kayak Presiden Amerika," pungkasnya.