Dubes India Temui Perwakilan Taliban di Qatar, Ungkap Kekhawatiran soal Militan

1 September 2021 1:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deepak Mittal, sekretaris bersama Kementerian Luar Negeri India, terlihat di Mahkamah Internasional selama sidang terakhir kasus Kulbhushan Jadhav di Den Haag, Belanda, 18 Februari 2019. Foto: Eva Plevier/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Deepak Mittal, sekretaris bersama Kementerian Luar Negeri India, terlihat di Mahkamah Internasional selama sidang terakhir kasus Kulbhushan Jadhav di Den Haag, Belanda, 18 Februari 2019. Foto: Eva Plevier/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Luar Negeri India mengabarkan berlangsungnya pertemuan antara Duta Besar India untuk Qatar dan seorang pimpinan Taliban pada Selasa (31/8).
ADVERTISEMENT
Ini menjadi pertemuan diplomatik resmi pertama antara keduanya sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu.
Pertemuan antara Dubes India untuk Qatar Deepak Mittal dengan Kepala Kantor Taliban Kota Doha Sher Mohammad Abbas Stanekzai terjadi atas permintaan langsung dari Taliban.
Agenda pertemuan keduanya membahas soal keamanan warga negara India yang saat ini masih tertinggal di Afghanistan.
Selain itu, menurut Kemlu India, Dubes Mittal juga menyampaikan kekhawatiran pemerintah India soal potensi militan anti-India menggunakan tanah Afghanistan sebagai basis untuk meluncurkan serangan pada India.
“Perwakilan Taliban memastikan kepada Dubes bahwa isu-isu ini akan ditangani secara baik,” ungkap Kemlu India, sebagaimana dikutip dari Reuters.
“Dubes Mittal mengangkat kekhawatiran India, bahwa tanah Afghanistan tak boleh digunakan untuk ketigatan anti-India dan terorisme dalam bentuk apa pun,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, India memang sudah lama mengkhawatirkan keberadaan Taliban, mengingat kelompok ini memiliki keakraban dengan Pakistan. Pakistan merupakan Negara Islam tetangga India. Kedua negara ini sudah saling 'bersaing' sejak lama.
Dialog antara keduanya berlangsung beberapa hari setelah Stanekzai, dalam jumpa pers lokal, mengatakan bahwa Taliban ingin menjalin hubungan politik dan ekonomi dengan India.
Stanekzai juga disebut telah menghubungi pemerintah India pada Juli lalu dan meminta mereka untuk tidak menutup Kedutaan Besarnya di Ibu Kota Kabul.
Hingga saat ini, belum ada komentar apa pun dari pihak Taliban soal dialog ini.
Taliban kuasai Istana Presiden. Foto: Zabi Karimi/AP
Sebelumnya, India telah menjalin hubungan baik dengan pemerintah Afghanistan yang didukung oleh Amerika Serikat. Mereka juga menanam investasi hingga 3 miliar USD (Rp 42,6 triliun) dalam pekerjaan pembangunan di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, dengan adanya pergerakan cepat Taliban di Afghanistan, pemerintah India dikritik akibat tidak mencoba membuka jalur komunikasi dengan kelompok militan tersebut.
Sejumlah sumber dari pemerintahan India mengatakan, pada bulan Juni, mereka melakukan dialog tak resmi dengan pejabat-pejabat politik Taliban di Kota Doha, Qatar.
Ketakutan terbesar India adalah kelompok-kelompok militan penentang pemerintah yang berlokasi di Kashmir akan menemukan “keberanian” untuk melawan pemerintah, setelah melihat Taliban yang berhasil menguasai Afghanistan.
Kashmir adalah wilayah paling utara di anak benua India yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Wilayah ini diklaim oleh India dan Pakistan, menjadikannya sebagai salah satu pusat persengketaan antara kedua negara.
Pada masa pemerintahan Taliban sebelumnya (1996-2001), India, bersama dengan Rusia dan Iran, mendukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam menggulingkan pemerintahan Taliban.
ADVERTISEMENT