Dinas Peternakan Bali Petakan 25 Titik Potensi Penyebaran Virus Babi

27 Desember 2019 20:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi babi hutan. Foto: Pixabay
Dinas Peternakan dan Kesehatan (Keswan) Provinsi Bali memetakan 25 titik peternakan yang diduga memiliki risiko terjangkit virus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) atau yang dikenal juga dengan hog cholera.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemantauan Dinas, titik rawan penularan terjadi di peternakan di kawasan pariwisata yang banyak hotel, restoran dan katering (horeka). Para peternak biasanya memanfaatkan sisa makanan di kawasan pariwisata itu sebagai pakan babi.
"Masih banyak peternak di Bali yang memanfaatkan sisa makanan dari horeka. Kita petakan ada 25 titik risiko sangat tinggi terhadap penularan terhadap virus ASF,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali, I Wayan Mardiana di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Jumat (27/12).
Ternak yang diberikan makanan sisa, kata Mardiana, berpotensi terjangkit virus ASF. Khususnya pada sisa makanan yang mengandung babi.
"Peternak biasanya menggunakan pakan dari sisa makanan horeka (hotel restoran katering). Sisa makanan ini kadang-kadang ada yang mengandung babi," ujar Mardiana.
ADVERTISEMENT
"Kalau sisa makanan yang mengandung babi terinfeksi ASF, itulah yang menyebabkan penularan. Karena penyebaran virus ini memang dari babi ke babi. Yang jadi masalah adalah sisa makanan horeka yang mengandung daging babi dimakan babi peternak," lanjut Mardiana.
Lebih lanjut Mardiana mengimbau peternak memasak kembali makanan sisa dari horeka. Proses memasaknya pun harus dengan suhu panas 70 derajat celcius.
"Kalau tidak dimasak memiliki risiko tinggi terhadap penularan ASF. Makanya, kami minta semua makanan sisa itu dimasak saja," kata dia.
Hog cholera kali pertama mewabah di Sumatera Utara. Dampak hog cholera hingga kini menyebabkan 29.000 lebih babi mati mendadak.
Virus itu dikabarkan sudah menyerang ratusan babi yang ada di Bali. Kabar penyebaran virus itu sudah sampai ke Bali sebelumnya dilansir The Sydney Morning Herald (TSMH).
ADVERTISEMENT
TSMH menyebut pemerintah Australia melakukan screening terhadap warganya yang membawa bahan makanan dari Indonesia, khususnya Bali. Screening itu dilakukan agar penyebaran virus babi tak sampai ke Australia. Juga untuk melindungi industri daging babi Australia.
Kabar itu kemudian dibantah oleh Mardiana. Mardiana menyebut Bali bebas dari virus babi. Mardiana mengatakan pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan Pemerintah Australia dan menjelaskan bahwa penyebaran virus babi sejauh ini hanya ada di Sumatera Utara.
“Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia sudah berkoordinasi, kita sampaikan bahwa yang baru terinfeksi ketularan ASF hanya daerah Sumatera utara itu pun hanya pada ternak babi tidak menularkan kepada manusia sehingga wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali aman, “ kata dia.
ADVERTISEMENT