Di Balik Desain Tugu Demokrasi DPRD Madiun yang Mirip Logo Freemasonry

8 Desember 2017 15:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu mirip tangga Freemasonry. (Foto: Dok. Cak Patto Made)
zoom-in-whitePerbesar
Tugu mirip tangga Freemasonry. (Foto: Dok. Cak Patto Made)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desain tugu demokrasi yang berada di depan gedung DPRD Kabupaten Madiun masih menjadi pembicaraan netizen. Pasalnya, desain tugu tersebut dianggap mirip dengan simbol freemasonry.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) mencoba mengonfirmasi Kabid Tata Ruang dan Gedung Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Madiun, Gunawi, pada Jumat (8/12) untuk mengetahui lebih detail persoalan ini.
“Tak ada niatan dari DPRD maupun Dinas PU untuk membuat desain tugu yang meresahkan masyarakat,” kata Gunawi.
Ia menjelaskan, awalnya DPRD memiliki program kerja mengenai pembangunan Taman Demokrasi. Proyek itu ditujukkan sebagai destinasi wisata bagi masyarakat setempat. Sekaligus sebagai tempat untuk menuangkan aspirasi.
Taman itu rencananya dibangun di atas tanah seluas 3.100 meter persegi, dengan nilai kontrak sebesar Rp 1.069.000.000. Dana proyek itu bersumber dari APBD tahun 2017.
Sementara itu, tugu demokrasi yang saat ini menuai polemik, tak lain merupakan bagian tak terpisahkan dari taman tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari tangan DPRD, proyek itu diteruskan ke Dinas PU. Soal rancangan desain, DPRD tak tahu-menahu sama sekali. Yang jelas, DPRD ingin agar taman dan tugu demokrasi tersebut mempresentasikan wajah DPRD dan semangat demokrasi.
Dinas PU lalu mendiskusikan apa yang diinginkan DPRD ke sebuah konsultan. Saat itu, yang menjadi konsultan adalah CV Urban Spasial Indonesia. Pun urusan desain diserahkan sepenuhnya ke CV tersebut.
Dari situlah tercetus ide mengenai tugu yang memiliki dua sisi anak tangga. Sisi kiri terdapat 45 anak tangga, sementara di sisi kanan terdapat 5 anak tangga.
Dari penuturan Gunawi, 45 anak tangga di sisi kiri merepresentasikan jumlah anggota DPRD, sementara 5 anak tangga di sisi kanan menggambarkan 5 sila Pancasila.
ADVERTISEMENT
“Desain itu sebetulnya mempresentasikan taman demokrasi, jadi agar punya filosofi. Tangga itu jumlahnya 45 mengandung arti 45 anggota dewan dan 5 tangga itu mempresentasikan 5 sila Pancasila. Tak ada niatan lain. Tak ada maksud lain,” papar Gunawi.
Mengenai anggaran dari tugu tersebut, ia menyebut hanya menghabiskan dana sebesar Rp 100 juta.
“Untuk tugunya hanya marmer, tingginya 6 meter, senilai 100 juta saja. Intinya itu taman untuk publik,” ujar Gunawi.