Dedi Mulyadi Temui Santriwati Korban Pemerkosaan: Siap Jadi Orang Tua Asuh

12 Desember 2021 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografik Aksi Keji Herry Wirawan. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Infografik Aksi Keji Herry Wirawan. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota DPR Fraksi Golkar, Dedi Mulyadi, menemui korban pemerkosaan Herry Wirawan, seorang pengasuh/guru dan pemilik pesantren kecil di Bandung. Dedi menemui korban dan orang tua korban di Garut selatan pada Sabtu (11/12).
ADVERTISEMENT
“Perjalanan saya dari kota di Garut selatan saja menuju kampung mereka memakan waktu 7 jam,” kata Dedi kepada wartawan, Minggu (12/12).
Pimpinan Komisi IV DPR ini menerangkan, para korban ketika dijenguk sudah dalam keadaan baik-baik. Perlahan-lahan mereka bisa menjalani kehidupan normal meski ada beberapa di antara mereka masih sedikit trauma.
“Tapi rata-rata mereka sudah mulai membaik. Mereka (korban) ingin kembali lagi ke sekolah," beber Dedi.
Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menunjukan cara membungkus daging kurban dengan memanfaatkan daun jati. Foto: Dok. Tim Media Dedi Mulyadi
Lebih lanjut, untuk memenuhi keinginan mereka agar bisa lagi tetap bersekolah, Dedi siap untuk menjadi orang tua angkat. Ia akan membiayai semua kebutuhan sekolah mereka.
"Jadi, ada beberapa santriwati yang ingin ikut ke Purwakarta untuk sekolah dan masantren (pesantren). Akhirnya saya ajak mereka ke sana karena saya juga punya pesantren. Para orang tuanya sudah mengizinkan," papar eks Bupati Purwakarta ini.
ADVERTISEMENT
Dedi menjelaskan, para korban pemerkosaan Herry Wirawan sebagian besar berasal dari Garut selatan. Sisanya dari daerah lain.
"Sebenarnya korbannya bisa lebih dari belasan orang. Namun ada beberapa orang tua yang masih tidak percaya," ujarnya.
Menurut dakwaan jaksa, Herry Wirawan memperkosa 12 santrinya hingga melahirkan sedikitnya 8 bayi. Namun, menurut penjelasan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut, Diah Kurniasari, jumlah korban mencapai 21 orang.