Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Cerita Gus Mus tentang Gus Dur dan Sarjana Kuburan
23 Desember 2017 0:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Ahmad Mustofa Bisri atau yang kerap disapa Gus Mus, mengungkapkan alasan mengapa Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, layak untuk dihauli --diperingati wafatnya setahun sekali. Gus Mus mengakui, Gus Dur adalah sosok kiai yang menyayangi -- dan disayangi masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kalau kau dianugerahi jabatan pasti suatu saat kau akan lengser. Kalau orang hidup, ingat akan dipikul apa tidak. Jadi kita menghauli Gus Dur kita nanti dihauli apa kayak ayam dilindes gitu, orang geger sebentar, sudah. Kalau ada orang sombong petentang petenteng, dia lupa, akan mati," ujar Gus Mus saat menghadiri haul Gus Dur di Jalan Warung Silah Nomor 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (22/12) malam.

Selain itu, kata Gus Mus, menghauli Gusdur sama saja dengan memikul jenazah ke kuburan. "Ada orang memikul jenazah cengengesan? Kalau orang memikul keranda (harusnya) mikir, saya nanti dipikul apa mikul sendiri," sambungnya.
Memori Gus Mus menguak. Ingatannya kembali pada kehangatan sosok Gus Dur, jauh sebelum Gus Dur tutup usia. Seketika, Gus Mus membuka ingatan tentang Gus Dur yang dikenal dengan 'sarjana kuburan'.

"Kita harus ingat, nah ini, ada orang tokoh pernah jadi presiden, tokoh internasional tapi sering ziarah kubur. Gus Dur ini satu-satunya presiden yang 'sing sopo kuburan'. Bisa dibilang sarjana kuburan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Jawaban Gus Dur saat itu cukup menyejukkan. Seolah mengingatkan akhirat, tutur Gus Mus, Gus Dur rupanya banyak belajar mengingatkan pejabat lantaran sering berkunjung ke kuburan.
"Ketika ditanya, kenapa Gus sering ke kuburan, persis seperti Syaikh Bahlul. Dia hidup pada zaman Harun Arrasyid, entah Gusdur permah baca itu. Jawabannya 'Saya senang di kuburan, orangnya baik-baik, enggak ada fitnah sana-sini, dan lebih jauh dia mengingatkan kepada akhirat. Jadi kalau Gus Dur mengingatkan pejabat hati-hati ya karena sering ke kuburan," ungkapnya.

Tak hanya itu, Gus Mus juga menyanjung Gus Dur yang layak disebut sebagai insan manusia. "Ini kuncinya, karena Gus Dur sudah manusia makanya memikirkan manusia,"
Dalam haul kali ini, sejumlah tokoh NU dan beberapa pejabat turut hadir. Di antaranya, Jenderal Gatot Nurmantyo, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Mahfud MD, Kabaintelkam Polri Komjen Luthfi Lubiyanto dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman.

Selanjutnya, Ketua Umum PBNU KH Aqil Siradj, Mentri Sosial, sahabat Gus Dur, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), istri (Alm) Gus Dur, Sita Nuriyah Wahid, dan putri Gus Dur, Yenny Wahid, Bupati Tenggralek Emil Dardak, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
ADVERTISEMENT