Cegah Karhutla, KLHK Bikin Hujan Buatan di Sumsel dan Jambi

3 Juni 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas KLHK lakukan  Teknologi Modifikasi Cuaca. Foto: Dok. KLHK
zoom-in-whitePerbesar
Petugas KLHK lakukan Teknologi Modifikasi Cuaca. Foto: Dok. KLHK
ADVERTISEMENT
Kementerian LHK menerapkan teknologi modifikasi cuaca atau TMC di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi. Modifikasi dilakukan dengan menebar 1,6 ton garam NaCl untuk memicu hujan mencegah kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Basar Manullang mengatakan, garam ditebar di sejumlah titik awan potensial.
“Jika dilihat dari jumlah hot spot dan kejadian karhutla di Sumatera Selatan dan Jambi memang sedikit, namun sebagai upaya antisipasi musim kemarau yang akan tiba, kami memindahkan pesawat Cassa C-212 ke Palembang,” jelas Basar.
Petugas KLHK lakukan persiapan sebelum melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca. Foto: Dok. KLHK
Selama dua minggu terakhir di Riau, TMC melakukan penaburan garam sebanyak 12,8 ton. Upaya tersebut berhasil menaikkan volume hujan sebanyak 44,1 juta m3. Kenaikan volume hujan melalui TMC membuat gambut menjadi basah dan mengisi air di kanal-kanal, serta embung sehingga mengurangi potensi terjadinya karhutla.
Sementara itu, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) wilayah Sumatera, KLHK, Ferdian Krisnanto mengatakan, pihaknya tetap tergabung dalam Satgas Karhutla Provinsi Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Pencegahan juga terus dilaksanakan di darat, KLHK bekerja sama dengan tim dari Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD bersama instansi terkait lainnya. Hal tersebut tentunya dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan mencegah corona.
Petugas KLHK lakukan persiapan sebelum melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca. Foto: Dok. KLHK
“Potensi hujan masih ada, jadi kita lakukan TMC dengan melakukan penyemaian garam agar terjadi hujan dan lahan gambut tetap basah,” ujar Ferdian.
Berdasarkan catatan KLHK, data dari Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80% perbandingan total jumlah hot spot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 3 Juni 2020) sebanyak 826 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hot spot sebanyak 1.364 titik (terdapat penurunan jumlah hot spot sebanyak 538 titik / 39,44 %).
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.