Cara Adaro Mengembalikan Hutan Bekas Tambang Batu Bara di Kalsel

8 September 2018 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nursery Room PT Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nursery Room PT Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemandangan asri terlihat di sepanjang jalan raya di Kabupaten Tanjung dan Balangan, Kalimantan Selatan. Lokasi tersebut merupakan jalur utama angkutan tambang batu bara milik PT Adaro Energy, Tbk.
ADVERTISEMENT
Komitmen Adaro untuk mengembalikan kondisi alam serta mengurangi dampak akibat pertambangan batu bara kepada masyarakat sekitar, sudah dipupuk sejak lama.
"Penghijauan disepanjang jalan pinggiran tambang batu bara ini jaraknya sekitar 80 km, tujuannya agar lebih asri, dan tumbuhan ini kan menyerap debu. Sehingga jalanan lebih aman dilalui," ujar Dony Mostadji, Section Head Coal Transport, Selasa (9/4).
Seorang pegawai menanam tanaman di ruangan Nursery PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pegawai menanam tanaman di ruangan Nursery PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Setidaknya, ada 5 pilar utama yang digunakan sebagai alat untuk merealisasikan tanggung jawab atas komitmen tersebut.
Kelima pilar itu yakni, peningkatan pendidikan, pengembangan ekonomi, peningkatan kesehatan, perbaikan lingkungan serta pendidikan bernuansa lingkungan, dan peningkatan sosial budaya.
Selain lima pilar utama itu, ada pula YABN (Yayasan Adaro Bangun Negeri) yaitu program investasi sosial berupa pemberdayaan lingkungan untuk masyarakat sekitar lokasi pertambangan.
ADVERTISEMENT
Melalui YABN, diharapkan program pemberdayaan tersebut bisa memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat luas di wilayah Kalimantan Selatan. Program investasi sosial itu di antaranya: nursery, water treatment plant (WTP) dan hutan tambang Paringin.
Seorang pegawai menanam tanaman di ruangan Nursery PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pegawai menanam tanaman di ruangan Nursery PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Di area nursery, lahan seluas 2 hektar berkapasitas 70 ribu hingga 130 ribu bibit tanaman, nantinya akan digunakan sebagai sarana pendukung revegetasi dan reklamasi lahan bekas tambang.
"Hingga kini luas wilayah yang sudah dilakukan penghijauan itu yang terlaporkan sama pemerintah itu sekitar 1200 sampai 1500 hektar itu all area sampai tahun 2017 di area tambang saja," tutur Arif Abidin, Plantation Area 1 Supervisor PT. Adaro Energy Tbk saat ditemui kumparan pada Selasa (9/4).
Tak hanya di area bekas tambang, penghijauan juga dilakukan di sekitaran DAS (Daerah Aliran Sungai).
ADVERTISEMENT
Tahun 2018 Adaro menargetkan akan mereklamasi wilayah bekas tambang seluas 765 hektar dengan penanaman bibit sebanyak 10 ribu hingga 30 ribu bibit per bulan.
Salah satu pekerja menggunakan salah satu alat yang ada pada Water Treatment Park PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pekerja menggunakan salah satu alat yang ada pada Water Treatment Park PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Selain penghijauan, Adaro juga menerapkan standar manajemen air limbah yang ketat. Salah satunya dengan mendaur ulang air hujan dan air limbah yang muncul dari kegiatan operasi tambang atau Water Treatment Plant (WTP).
Air tersebut didaur ulang sehingga bisa diminum dan digunakan warga sekitar untuk beraktifitas. WTP terbukti berhasil menangani 366 juta M3 air limbah tambang yang disulap menjadi air bersih sejak tahun 2013.
Lima tahun berjalan, kini WTP mampu menyediakan air bersih untuk 1.137 rumah tangga melalui jaringan pipa sepanjang 15 kilometer, serta 5.521 rumah tangga lainnya melalui pasokan truk air dengan total konsumsi tahunan sebesar 100 juta liter.
Salah satu pekerja menggunakan salah satu alat yang ada pada Water Treatment Park PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pekerja menggunakan salah satu alat yang ada pada Water Treatment Park PT. Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Ada pula investasi sosial berupa hutan tambang Paringin yang sebagian telah direklamasi sejak tahun 1994.
ADVERTISEMENT
Paringin merupakan lokasi pertama pertambangan batu bara milik Adaro. Kini, setelah lebih dari 24 tahun berlalu, kondisi alam di hutan Paringin kian membaik. Pepohonan rimbun seperti sengon, akasia, eukaliptus, cemara dan kaliandra tumbuh berdampingan di area tersebut.
"Selain hutan, disini juga ada daerah resapan air yang digunakan untuk menyiram tumbuhan di sekitar sini, juga warga sering mengambil air di sini," tutur Fazlul Wahyudi, R&D of Mine Rehabilitation and Mine Closure Section head.
Nursery Room PT Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nursery Room PT Adaro (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Selanjutkan kolam-kolam di sekitar hutan akan digunakan sebagai kolam ikan dan digunakan sebagai area percontohan pasca tambang.
Tak hanya sebagai wilayah serapan air, hutan Paringin juga berguna untuk memulihkan kembali satwa-satwa liar dan khas Kalimantan seperti lebah, bekatan, belibis dan berbagai jenis serangga endemik.
ADVERTISEMENT