Busyro Muqoddas: Rezim Firli Bahuri Tak Akan Lama, Sekarang Osteoporosis Moral

30 September 2021 19:24 WIB
·
waktu baca 2 menit

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM yang juga mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM yang juga mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT

Busyro Muqoddas angkat bicara terkait pemecatan 57 pegawai KPK tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Mereka resmi diberhentikan per hari ini, Kamis 30 September 2021.

ADVERTISEMENT

Eks Ketua KPK itu mengatakan, kinerja pimpinan KPK periode 2019-2023 sangat buruk dan akan berdampak pada seluruh lini kerja pemberantasan rasuah. Ia memprediksi KPK di bawah rezim Firli Bahuri cs tak akan bertahan lama.

"Saya yakin bahwa rezim KPK tidak akan lama. Sekarang mengalami osteoporosis moral, krisis degradasi moral, sehingga harus dibawa ke ICU pasien COVID-19," ujar Busyro kepada wartawan di Gedung KPK, Kamis (30/9).

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto (tengah) menyampaikan orasi saat pelepasan 57 pegawai yang tidak lolos TWK di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO

Busyro menekankan, 57 pegawai KPK yang diberhentikan ini merupakan modal penting bagi KPK untuk bertahan menegakkan upaya pemberantasan korupsi.

Terlebih, jika melihat buruknya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia saat ini, menurut Busyro semakin memperjelas bahwa keputusan memberhentikan para 57 TWK adalah keputusan buruk.

"Saya ingin menyampaikan secara terbuka, bahwa teman-teman 57 yang sekarang ini, adalah teman-teman yang sesungguhnya menjadi modal sosial, modal moral, kultural, politik, bagi negeri yang sekarang sedang semakin berat di tubir kehancuran moral. 57 ini dengan keluarganya adalah orang-orang yang sudah memberikan record sesuai dengan kebangsaan yang otentik," ucap Busyro.

ADVERTISEMENT

"Sebaliknya, mereka pimpinan KPK yang sekarang ini, yang menista mereka ini, itulah yang menentukan kepalsuan-kepalsuan tentang kemanusiaan," lanjut dia.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Mantan Ketua KPK (2011-2015) Abraham Samad memberikan sambutannya di gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/9). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM itu juga merasa rasa sedih terhadap pemberhentian 57 pegawai KPK berintegritas ini.

Meski begitu, Busyro menyebut, 57 pegawai KPK ini mengaku bahagia pernah ikut aktif mengawal upaya pemberantasan rasuah di Indonesia.

"Sejak kemarin siang saya berada di gedung KPK yang ideologis ini, menyatu dengan teman-teman ini, saya mengambil kesimpulan bahwa mereka sedih saya juga sedih," kata Busyro.

"Di balik kesedihan itu mereka berbangga, karena diuji dengan ujian yang otentik dari langit. Dan kami bangga," tutupnya.