Bom Meledak di Sekolah di Afghanistan, 58 Orang Tewas dan 150 Luka-luka

9 Mei 2021 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melihat lokasi ledakan di Kabul, Afghanistan, Sabtu (8/5).  Foto: STR/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga melihat lokasi ledakan di Kabul, Afghanistan, Sabtu (8/5). Foto: STR/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korban tewas akibat bom mobil yang meledak di sebuah sekolah di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Sabtu (8/5) malam, bertambah menjadi 58 orang. Sementara itu, 150 korban luka-luka masih ditangani tenaga kesehatan setempat.
ADVERTISEMENT
Jenazah korban dikumpulkan untuk dikuburkan di kota tersebut. Meski begitu, masih ada pihak keluarga yang mencari kerabatnya yang hilang pada Minggu (9/5).
Pihak keluarga mencari informasi yang disediakan di rumah sakit. Selain itu, ada dari mereka yang mengecek kamar mayat untuk memastikan.
"Sepanjang malam kami membawa mayat anak perempuan dan anak laki-laki ke kuburan dan berdoa untuk semua orang yang terluka dalam serangan itu," kata Mohammed Reza Ali, yang telah membantu keluarga para korban di rumah sakit, kepada Reuters, Minggu (9/5).
Seorang polisi berjaga di dalam rumah sakit yang merawat korban ledakan di Kabul, Afghanistan, Sabtu (8/5). Foto: STR/REUTERS
Reuters melaporkan, ledakan itu mengguncang lingkungan Muslim Syiah, Dasht-e-Barchi. Komunitas minoritas itu lama menjadi target kelompok ISIS.
Seorang saksi mengatakan, sekitar tujuh hingga delapan orang korban ledakan merupakan siswi yang tengah pulang dari sekolah.
ADVERTISEMENT
Pada Sabtu (8/5), Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menuduh ledakan tersebut dilakukan oleh pasukan Taliban. Meski begitu, juru bicara Taliban membantah.
Sementara itu, keluarga korban menyebut ledakan tersebut terjadi karena kegagalan pemerintah Afghanistan dan kekuatan dari negara Barat dalam mengakhiri perang yang berlangsung.
Kekerasan itu terjadi seminggu setelah pasukan Amerika Serikat dan NATO mulai meninggalkan Afghanistan. Penarikan itu akan menandai berakhirnya perang terpanjang di Amerika.
Hanya saja, penarikan pasukan asing itu menyebabkan gelombang pertempuran di Afghanistan. Taliban dan sejumlah pihak berusaha memperebutkan kendali pusat strategis di negara tersebut.