AS: Tindakan Militer China Atas Taiwan Tak Bisa Dibenarkan

5 Agustus 2022 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, meyakini bahwa tidak ada yang dapat menjustifikasi latihan militer China di sekitar Taiwan.
ADVERTISEMENT
China menembakkan rudal balistik dan menerbangkan jet tempur di sekitar Taiwan sejak Kamis (4/8). Unjuk kekuatan itu merupakan tanggapan atas tindakan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
Beijing memperingatkan negara-negara lain untuk tidak menjalin relasi dengan Taiwan. Namun, Pelosi bersikeras mengunjungi pulau yang diklaim China itu pada Selasa (2/8).
Terlepas dari peringatan bertubi dari China, AS menganggap respons terbaru itu tidak proporsional. Washington menyebutnya sebagai eskalasi militer signifikan terhadap Taiwan.
"Tidak ada pembenaran untuk respons militer yang ekstrem, tidak proporsional, dan meningkat ini," tegas Blinken pada konferensi pers di sela-sela pertemuan ASEAN, dikutip dari Reuters, Jumat (5/8).
"Sekarang, mereka telah membawa tindakan berbahaya menuju tingkat yang baru," lanjutnya.
Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM). Foto: Twitter/@Kemlu_RI
Blinken mengatakan, AS telah berulang kali menegaskan bahwa pihaknya tidak berniat menimbulkan krisis. Dia menuduh, China justru berupaya mengubah status quo di Taiwan.
ADVERTISEMENT
Blinken mengaku telah memberitahukan rencana perjalanan Pelosi kepada Menlu China, Wang Yi.
"Kami mengantisipasi bahwa China mungkin mengambil langkah-langkah seperti ini—bahkan kami memprediksi skenario persis," terang Blinken.
"Faktanya, kunjungan [Pelosi] berlangsung damai. Tidak ada pembenaran atas respons militer yang ekstrem, tidak proporsional, dan eskalasi ini," imbuhnya.
Blinken menambahkan, AS berupaya menyerukan ketenangan selama beberapa hari terakhir dengan menghubungi para pejabat China.
Washington kembali menegaskan pendekatannya terhadap Taiwan. AS menyatakan akan tetap memegang prinsip 'Satu China'. Dengan demikian, pihaknya mendukung klaim China atas Taiwan.
Blinken menggarisbawahi, AS tidak akan terprovokasi oleh perkembangan terkini akibat China. Sehingga, negara itu akan tetap melakukan transit udara dan laut melalui Selat Taiwan.
"Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi di wilayah mana pun yang diizinkan hukum internasional," jelas Blinken.
ADVERTISEMENT
Blinken memberikan pernyataan itu saat menghadiri Pertemuan Ke-55 Para Menlu ASEAN (AMM) di Phnom Penh, Kamboja.
AMM mengundang rekan-rekan dari AS, China, Rusia, Jepang, Australia, Inggris, India, dan Uni Eropa (UE). Blinken mengatakan, para delegasi itu mengungkapkan keprihatinan serupa bahwa tindakan China akan mengacaukan seluruh kawasan.
"Hal terakhir yang diinginkan negara-negara di kawasan ini adalah melihat perbedaan antara China daratan dan Taiwan diselesaikan dengan kekerasan," kata Blinken usai pertemuan ASEAN pada Jumat (5/8/2022).
"Adalah kewajiban kami dan China untuk bertindak secara bertanggung jawab. Yang tidak kami inginkan adalah upaya negara mana pun, termasuk China dan Rusia, untuk mengganggu perdamaian dan keamanan internasional," pungkasnya.