Analisa Medsos PoliticaWave: Jokowi 57,25%, Prabowo 42,75%

7 Februari 2019 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder Politocawave,  Yose Riza memaparkan elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden  di Media sosial. Foto: Efira Tamara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Founder Politocawave, Yose Riza memaparkan elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden di Media sosial. Foto: Efira Tamara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga survei PoliticaWave merilis hasil analisa mengenai jumlah percakapan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di media sosial.
ADVERTISEMENT
Founder PoliticaWave Yose Riza memaparkan data-data jumlah percakapan terhadap kedua paslon yang diambilnya berasal dari Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube, ditambah forum online dan portal berita. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf unggul 57,25 persen, dan Prabowo-Sandi 42,75 persen. "Pertama, jumlah percakapan pada periode ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf 57,25 persen. Pasangan Prabowo-Sandi 42,75 persen. Ini biasanya yang paling me-represent kandidat electibilty yang mana? Itu dari percakapan," ujar Yose dalam konferensi pers 'Pilihan Netizen Menjelang Pilpres 2019' di Restauran Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).
Analisa tentang capres pilihan netizen di media sosial. Foto: Dok. PoliticaWave
Dari hasil pemantauan PoliticaWave, 80 persen user di media sosial banyak membicarakan Jokowi-Ma'ruf secara positif, sisanya negatif. Sementara Prabowo-Sandi mendapatkan perbincangan positif sebanyak 74 persen, 26 persen lainnya membicarakan negatif. "Kita juga melakukan pemetaan akun-akun yang melakukan percakapan terkait kedua pasangan. Di sini ada cluster Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi, kalau dilihat secara universal percakapan terkait Jokowi-Ma'ruf lebih besar dibanding Prabowo-Sandi," jelas dia.
Analisa tentang capres pilihan netizen di media sosial. Foto: Dok. PoliticaWave
Menurut Yose, dari data yang dikumpulkan oleh Politicawave, kedua paslon memiliki cluster-cluster percakapan berbeda di media sosial. Cluster Prabowo-Sandi terlihat menggumpal, sedangkan cluster milik Jokowi-Ma'ruf tidak. Yose menyebut hal ini merupakan efek dari Jokowi-Ma'ruf yang memiliki banyak relawan. "Kelihatan dari cluster ini, banyak cluster yabg berdiri sendiri. Sementara kalau di Prabowo-Sandi itu menggumpal jadi satu. Nah, ini perbedaan komunikasi mereka di medsos. Jadi kelihatan Jokowi-Ma'ruf banyak ditopang gugus-gugus relawannya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Yose menjelaskan, ucapan-ucapan yang kerap dilontarkan Jokowi, Prabowo, Ma'ruf, dan Sandi sangat berpengaruh terhadap elektabilitas mereka. Ia menuturkan selama ini masyarakat bersentinem negatif terhadap salah satu paslon dari pernyataan yang dikeluarkannya. Topik-topik positif yang banyak dibicarakan netizen kepada Jokowi-Ma'ruf adalah tentang kebersamaan dengan keluarga, deklarasi dari sejumlah pihak, hingga pertemuan dengan ulama dan santri. Sementara isu negatif yang mengantam mereka paling banyak soal kasus Ahmad Dhani sebanyak 38 persen, diikuti pernyataan Jokowi tentang propaganda Rusia 28 persen.
Analisa tentang capres pilihan netizen di media sosial. Foto: Dok. PoliticaWave
Di kubu Prabowo-Sandi, sebanyak 64 persen netizen menyambut positif doa KH Maimoen Zubair untuk Prabowo, dan ada juga kegiatan blusukan Sandi sebanyak 13 persen. Akan tetapi, pernyataan Prabowo terkait kinerja Kemenkeu mendapat respons negatif 67 persen netizen, dan tudingan Sandi yang bersandiwara bersama korban banjir lumpur.
Analisa tentang capres pilihan netizen di media sosial. Foto: Dok. PoliticaWave
Analisa PoliticaWave dilakukan dalam periode 28 Januari-4 Februari 2019, yang diambil dari unggahan yang menyangkut kata kunci Jokowi, Ma'ruf, Prabowo, dan Sandiaga. Akun-akun bot juga sudah difilter dari data dan analisa.
ADVERTISEMENT