Ambisi Jadi Cawapres, Cak Imin Dinilai Tak Akan Menguntungkan Jokowi

19 April 2018 18:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhaimin Iskandar di acara Parlemen Santri (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Muhaimin Iskandar di acara Parlemen Santri (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sangat percaya diri bisa mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Banyak pihak mencibir gaya Cak Imin yang dinilai ambisius, padahal PKB belum resmi memberi dukungan kepada Jokowi.
ADVERTISEMENT
Ambisi Cak Imin menuai komentar dari Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari. Menurut Qodari, akan muncul kecemburuan dari pihak partai-pratai pendukung Jokowi jika Cak Imin jadi cawapres Jokowi.
"Per hari ini itu sepertinya agak berat, karena partai-partai pendukung Jokowi banyak. Kalau mengambil Muhaimin yang lain cemburu," ujar Qodari di Fx Sudirman, Jakarta, Kamis (19/4).
Selain itu Qodari melihat Muhaimin tidak akan membawa banyak dampak baru jika maju bersama Jokowi.
"Yang lebih fundamental adalah basis Muhaimin adalah kalangan Islam tradisional, sudah relatif dekat dengan Jokowi. Sehingga dengan kondisi itu Cak Imin tidak membawa segmen suara baru bagi Jokowi," ucapnya.
Qodari justru menilai Cak Imin lebih cocok jika disandingkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. "Karena Muhaimin latar belakangnya adalah NU Islam tradisional yang selama ini bukan basisnya Prabowo," paparnya.
ADVERTISEMENT
Pengamat Politik Indo Barometer, M Qodari (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik Indo Barometer, M Qodari (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Sementara cawapres yang ideal untuk Jokowi, menurut Qodari, adalah eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Dia berpendapat Gatot kurang cocok dipasangkan dengan Gerindra Prabowo Subianto sebab berasal dari latar belakang serupa.
"Kalau untuk cawapres itu semua mungkin, Pak Gatot paling mungkin itu menjadi cawapresnya Jokowi dibandingkan kepada Prabowo, karena kalau Prabowo itu segmennya sama, yakni sama-sama militer, sama-sama islam modernis," ucap Qodari.