Ahli soal Hidup dengan Corona: Boleh Susun Roadmap tapi Pandemi Belum Terkendali

10 Agustus 2021 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kerabat mendoakan jenazah anggota keluarganya yang meninggal akibat COVID-19 sebelum dikremasi di TPU Tegal Alur, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kerabat mendoakan jenazah anggota keluarganya yang meninggal akibat COVID-19 sebelum dikremasi di TPU Tegal Alur, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi telah meminta sejumlah kementerian dan lembaga menyusun roadmap agar masyarakat bisa lebih hidup berdampingan dengan COVID-19. Nantinya, ada pengendalian protokol kesehatan yang mencakup 6 sektor yakni perdagangan, kantor, transportasi, pariwisata, keagamaan, dan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Namun, Ahli Wabah UI Pandu Riono menilai belum waktunya Indonesia menetapkan roadmap hidup berdampingan dengan virus corona. Musababnya, pandemi COVID-19 hingga kini belum bisa dikendalikan oleh pemerintah.
“Pandeminya saja belum terkendali sudah mikir roadmap. Bolehlah punya rencana, ini kan eksperimental. Tapi yang penting roadmapnya jangan hidup bersama. Roadmap pengendalian pandemi dulu. Karena untuk pengendalian pandemi kita belum punya roadmap,” kata Pandu kepada kumparan, Selasa (10/8).
“Kita bisa hidup bersama kalau pandeminya terkendali, kasusnya turun. Itu butuh testing, tracing, butuh vaksinasi yang tinggi. Studi [dulu] cara-cara mencapai tujuan-tujuan 3M, 3T, dan vaksinasi supaya pandemi terkendali, maka langkah berikutnya lebih mudah,” imbuh dia.
Pandu kembali menekankan roadmap untuk hidup bersama COVID-19 belum tepat diterapkan sekarang. Ia menyarankan pemerintah sebaiknya lebih dulu menyiapkan target pasti roadmap penanganan pandemi, ketimbang hidup beriringan dengan corona.
ADVERTISEMENT
“Harusnya roadmap pengendalian pandemi dulu. Misalnya dicapai Desember 2021. Nanti setelah terkendali dilanjutkan dengan bagaimana bisa hidup bersama dengan pandemi corona. Artinya, kan, sudah terkendali. Sudah enggak jadi masalah. Orang sudah enggak ketakutan masuk RS,” jelas dia.

Roadmap Belum Tepat karena Kasus COVID-19 di Jawa-Bali Sedang Naik

Di sisi lain, Pandu menyoroti kasus COVID-19 di luar Jawa-Bali yang kini justru tengah meningkat. Artinya, sebelum membuat roadmap hidup bersama corona, masih banyak yang harus diselesaikan pemerintah.
“Pengalaman menangani pandemi di Jawa-Bali harus dipakai supaya enggak kekurangan oksigen, RS, untuk antisipasi jangan terjadi di Jawa-Bali. Mau enggak mau. Kalau enggak mereka akan mengalami ketinggalan," tutur Pandu.
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
Menurutnya, aturan PPKM Level 1-4 di luar Jawa dan Bali tidak harus sama persis dengan di Jawa-Bali. Namun, ia menekankan yang terpenting pengetatan mobilitas masyarakat harus dikurangi.
ADVERTISEMENT
“Tidak harus persis, kan di luar sama di Jawa-Bali beda. Kondisinya beda sekali, di sini kan kantor banyak banget. Di luar Jawa-Bali mungkin ada pertambangan, perkebunan. Tapi harus diketatkan karena nanti seperti Jawa. Kan, kita belajar dari pengalaman Jawa-Bali, termasuk supaya enggak kekurangan oksigen, kasus naik, RS kolaps,” tandas Pandu.
Sebelumnya, roadmap hidup bersama COVID-19 yang diminta Presiden Jokowi disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Hal ini diungkap Menkes dalam jumpa pers pengumuman perpanjangan PPKM Level di Jawa-Bali, Senin (9/8) kemarin.
“Bapak Presiden memberikan arahan bahwa ke depannya mungkin virus ini akan hidup cukup lama bersama kita. Jadi arahan Bapak Presiden, kita harus punya roadmap bagaimana ke depannya kalau virus ini hilangnya butuh waktu tahunan,” kata Budi dilihat di YouTube Setpres.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana prokes yang kita miliki bisa menjaga kita untuk tetap hidup normal menjalankan aktivitas ekonomi dengan kondisi yang lebih aman,” tutup dia.