Ahli Kesehatan AS soal Deltacron: Gabungan Virus Sangat Umum Terjadi

16 Maret 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien tidur di area perawatan darurat penyakit coronavirus (COVID-19), di luar rumah sakit di Hong Kong, Cina 1 Maret 2022. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Pasien tidur di area perawatan darurat penyakit coronavirus (COVID-19), di luar rumah sakit di Hong Kong, Cina 1 Maret 2022. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
Varian baru COVID-19, Deltacron, pertama kali muncul pada Januari 2022. Awalnya para ilmuwan mengira itu adalah kesalahan data, tapi sekarang mereka percaya itu adalah gabungan virus dari Delta dan Omicron.
ADVERTISEMENT
Mengutip media lokal di Amerika Serikat, wkyc.com, dokter spesialis penyakit menular anak di Rumah Sakit Rainbow Babies and Children, Dr. Claudia Hoyen, mengatakan gabungan virus seringkali ditemukan.
"Kedua virus ini menyatu karena orang-orang sakit pada saat yang sama," kata Hoyen, Rabu (16/3).
"Ini sangat umum terutama virus untuk menggabungkan kembali, jadi ini adalah varian kombinasi ulang," lanjutnya.
Saat ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan WHO masih memantau perkembangan varian Deltacron. Kasus Deltacron yang muncul di AS disebut tidak seekstrem seperti Omicron. Sehingga, Deltacron belum diklasifikasikan sebagai varian yang memerlukan perhatian.
Pertanyaan yang harus dijawab adalah mungkinkah varian ini menular seperti Omicron dan berbahaya seperti Delta. Varian Omicron cenderung berdampak pada sistem pernapasan bagian atas dan gejalanya lebih ringan. Sementara Delta menyerang sel-sel di paru-paru.
ADVERTISEMENT
Dalam studi juga disebutkan bahwa Omicron tetap bisa menginfeksi mereka yang sudah menerima vaksin. Meski demikian, Hoyen mengatakan vaksin dapat mengurangi gejala yang parah, rawat inap, dan kematian.
Ia juga percaya COVID-19 akan tetap ada dan harus dihadapi di tahun-tahun mendatang.