2 Ribu Warga Ethiopia Didakwa Atas Aksi Protes Pembunuhan Hundessa

25 September 2020 3:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap membumbung di angit Addis Ababa selama protes menyusul penembakan musisi Ethiopia Haacaaluu Hundeessaa, di Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Asap membumbung di angit Addis Ababa selama protes menyusul penembakan musisi Ethiopia Haacaaluu Hundeessaa, di Addis Ababa, Ethiopia. Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekitar 2 ribu orang di Ethiopia didakwa atas aksi demonstrasi mematikan pada akhir Juni lalu. Aksi demonstrasi tersebut merupakan bentuk protes atas pembunuhan penyanyi populer dari Suku Oromo sekaligus aktivis setempat, Hachalu Hundessa.
ADVERTISEMENT
"Kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah," kata Jaksa Agung setempat, Gideon Timothewos, dilansir Reuters, Kamis (25/9).
Setidaknya, ada 166 orang yang tewas dalam aksi protes yang meledak selama beberapa hari sejak Selasa (30/6). Total, ada lebih dari 9 ribu orang yang ditangkap karena terlibat dalam aksi tersebut, termasuk politisi dari Provinsi Oromiya.
"Beberapa tersangka dan terdakwa mengeluh jika mereka dituntut atas aktivitas politik yang mereka lakukan. Tapi tidak. Mereka didakwa atas perbuatan yang mengakibatkan ratusan orang meninggal," tegas Gideon.
Gideon juga meminta agar suasana panas pasca-kematian Hachalu ini segera mereda.
"Kita harus bisa membedakan antara politik yang damai dan sah, dengan aktivitas politik dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian," pungkasnya.
Musisi Ethiopia, Hachalu Hundessa. Foto: Youtube/oromp3
Kasus ini berawal pada 29 Juni lalu, saat Hachalu Hundessa tiba-tiba ditembak mati saat sedang mengemudi di Ibu Kota Addis Ababa. Kematian Hachalu ini langsung membuat masyarakat Ethiopia, khususnya dari kelompok etnis Oromo, berang.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, Hachalu adalah salah satu musisi terbesar di Ethiopia yang memiliki suara politik kuat. Banyak lagu-lagunya yang membawa isu kebebasan bagi kelompok etnisnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona