Moms, Kemacetan Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Mental Orang Tua, Lho!

20 Februari 2023 16:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dampak macet untuk kesehatan mental orang tua. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Dampak macet untuk kesehatan mental orang tua. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah PPKM ditiadakan, masyarakat bisa kembali beraktivitas normal seperti sebelum pandemi. Ternyata, hal ini juga mempengaruhi kepadatan arus lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Ya, beberapa waktu terakhir Jakarta memang sering terlihat macet parah, terutama di jam-jam sibuk. Menurut data TomTom Traffic Index, pukul 08.00 dan 18.00 WIB merupakan waktu dengan kemacetan tertinggi di Jakarta.
Kemacetan sebenarnya merupakan fenomena umum yang sudah terjadi sejak lama. Tapi, peralihan dari masa pandemi mungkin menimbulkan dampak berbeda. Ayah dan ibu yang kena macet saat berangkat dan pulang kerja ternyata bisa mengalami kondisi yang disebut traffic stress syndrome.
Lantas, apa dampaknya bagi kondisi mental orang tua?

Dampak Traffic Stress Syndrome untuk Kesehatan Mental Orang Tua

Ilustrasi kesehatan mental ibu. Foto: aslysun/Shuttterstock
Stres memiliki dampak yang berbeda pada setiap orang. Menurut psikolog klinis, Rosdiana Setyaningrum, MPsi., MHPEd., traffic stress syndrome sangat mempengaruhi anger issue (tingkat kemarahan) seseorang di perjalanan. Oleh karenanya, ada orang tua yang mungkin jadi lebih mudah marah.
ADVERTISEMENT
“Ada yang jadi lebih enggak sabaran, berarti kan dia jadi cepat marah ke anaknya. Bisa juga dia jadi enggak mau pusing, jadi anaknya minta apa aja di iya-in sama dia supaya gampang,” ujar Rosdiana saat dihubungi kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Kondisi ini juga dianggap berbahaya bila orang tua sedang menyetir dan membawa anaknya. Tekanan karena macet bisa membuat seseorang naik pitam, kebut-kebutan, hingga kemungkinan tidak sengaja melontarkan kata-kata kasar di depan si kecil.
“Nah, akibatnya si anak kita, yang sama kita. Anak merasa –waduh marah-marah, omongannya kasar–” lanjut Rosdiana.
Menurutnya, perilaku ini akan membuat anak merasa tidak aman saat di jalan bahkan jika ia bersama orang tuanya. Selain itu, anak juga akan merasa bahwa perilaku orang tuanya itu wajar, sehingga bukan tidak mungkin ia akan mencontohnya di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Moms, stres memang tidak bisa dihindari atau dicegah. Tapi, Rosdiana mengimbau agar orang tua sebaiknya tetap bisa meng-handle stres yang dialaminya agar tidak menimbulkan dampak buruk pada kesehatan mentalnya atau bahkan orang-orang di sekitarnya, seperti anak.

Cara Mengatasi Traffic Stress Syndrome

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
“Stres itu apa pun asalnya harus kita handle dengan baik. Sebenarnya kita harus lebih mindful, sadar kalau kemungkinan kena macet, ada anak-anak, jadi kitanya juga lebih tenang,” kata Rosdiana.
Meski tidak ada cara yang benar-benar ampuh untuk mencegah stres, tetapi melakukan persiapan yang matang sebelum perjalanan mungkin bisa mengurangi risikonya, Moms. Misalnya saat hendak bepergian bersama anak bisa membawa bekal camilan agar anak tidak rewel, lalu ajak si kecil buang air kecil dulu agar tidak kebelet di jalan.
ADVERTISEMENT
Jika suasana di dalam mobil tetap menyenangkan meski kena macet, maka tekanan akibat stres pun bisa jadi berkurang, Moms.