Menjemur Bayi, Sebaiknya Berapa Lama?

Bayi berjemur. (Foto: Shutterstock)

Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi memang punya banyak manfaat. Sinar matahari yang melimpah dianggap sebagai sumber vitamin D yang baik sekaligus terjangkau.

Vitamin D memang sangat penting untuk pertumbuhan tulang si kecil pada tahun pertama hidupnya. Menurut WHO, terpapar sinar matahari selama 5-15 menit selama 2-3 kali dalam seminggu membuat tubuh mampu menyimpan vitamin D dalam jumlah yang tinggi.

Namun perlu diingat, ketahanan tubuh bayi tidak sama dengan tubuh orang dewasa. Bayi di bawah usia 6 bulan belum memiliki sistem regulasi suhu internal tubuh yang sempurna seperti dewasa. Kulitnya juga masih sensitif.

Bayi berjemur. (Foto: Shutterstock)

Terlalu banyak terpapar sinar matahari bisa berbahaya bagi bayi. Dilansir Baby Center, kulitnya bisa terbakar atau sunburn hingga mengalami heatstroke. Heatstroke adalah kondisi dimana suhu tubuh meningkat secara ekstrem dan bisa menyebabkan kematian.

Sunburn pada bayi biasanya juga diikuti demam dan dehidrasi. Lebih lanjut, sunburn juga meningkat risiko melanoma, jenis kanker kulit yang mematikan.

Untuk itu, saat menjemur bayi sebaiknya Anda memberikannya pelindung. Misalnya memakaikan pelindung kepala, seperti topi dan kacamata kecil untuk bayi. Jangan biarkan sinar matahari langsung mengenai kepala, wajah, dan mata bayi. Hal tersebut dikarenakan sinar matahari dapat mempengaruhi retina mata pada bayi. Anda juga sebaiknya tidak melepaskan seluruh pakaian bayi karena bayi baru lahir lebih rentan terhadap penyakit, seperti pilek.

Bagi bayi berusia lebih dari 6 bulan boleh terkena sinar matahari langsung secara berkala dari hari ke hari, namun sebaiknya tidak lebih dari 20 menit. Tidak disarankan pula berjemur di antara pukul 10.00 pagi hingga pukul 16.00 sore. Anda harus tahu bahwa sinar matahari paling kuat terjadi antara pukul 10 pagi sampai 4 sore.