Cegah Anak Stunting dengan Berikan Protein Hewani dan 9 Asam Amino Esensial

17 April 2021 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stunting merupakan salah satu kondisi yang paling ditakuti oleh semua orang tua. Pasalnya, anak dengan stunting dapat mengalami gangguan fungsi kognitif dan penurunan sistem imun, serta obesitas dan hipertensi saat dewasa.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, per tahun 2018, terdapat 18 provinsi dengan prevalensi stunting 30 hingga 40 persen. Angka tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus stunting terbesar di Asia Tenggara, Moms.
Ya, salah satu hal yang perlu Anda perhatikan untuk mencegah stunting pada anak adalah dengan memaksimalkan masa emas tumbuh kembang anak yang berada pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Perlu dipahami bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak adalah masa yang terdiri dari 270 hari selama ia masih berada di dalam kandungan dan 730 hari usia si kecil setelah lahir ke dunia. Masa ini disebut sebagai usia emas tumbuh kembang anak (golden age), karena pertumbuhan otaknya yang begitu pesat.
Maka dari itu, anak butuh asupan nutrisi yang tepat dan berkualitas dalam mendukung perkembangan otak dan jaringan lainnya. Sehingga, Anda harus tahu soal asupan penting yang dibutuhkan anak di masa awal pertumbuhannya untuk mencegah stunting. Apa saja?
ADVERTISEMENT

Asupan Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak

Salah satu asupan penting yang dibutuhkan anak di masa awal pertumbuhannya adalah protein hewani dengan kandungan 9 asam amino esensial (AAE). Menurut Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak, Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), kandungan 9AAE ini berperan besar dalam membantu pertumbuhan anak.
“Kandungan 9AAE berperan besar dalam membantu pertumbuhan dan kecerdasan otak anak, termasuk dalam kondisi malnutrisi. Jika anak kurang mendapat asupan 9AAE di masa emas pertumbuhannya, maka pembentukan otaknya pun bisa tidak maksimal,” jelasnya dalam Media Scientific Session yang diselenggarakan oleh PT Frisian Flag Indonesia secara daring pada Kamis (15/4).
dr. Damayanti pun mengatakan bahwa anak dengan kondisi stunting akan memiliki ketertinggalan dari anak-anak lain dan sulit untuk ditanggulangi, sehingga harus dicegah sedini mungkin. Maka dari itu, ia menyarankan sebaiknya anak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, yang kemudian dilanjutkan pemberiannya hingga usia 2 tahun dengan disertai MPASI bergizi tepat.
ADVERTISEMENT
9AAE menjadi kandungan yang perlu mendapat perhatian besar dalam memaksimalkan tumbuh kembang anak, karena protein hewani dengan 9AAE bila dikonsumsi dalam jenis yang lengkap dan jumlah yang tepat dapat membantu mencegah stunting.
Berbagai studi menunjukkan bahwa protein hewani menjadi sumber 9AAE yang lebih baik dari protein nabati. Pasalnya, protein hewani memiliki 9AAE dalam jenis yang lengkap, berbeda dengan protein nabati yang memiliki limiting amino acids, yakni hilangnya salah satu kandungan dari 9AAE.
Hal tersebut menjadi penting karena kekurangan satu jenis asam amino dapat menurunkan kinerja hormon pertumbuhan hingga 34 persen, dan angkanya akan meningkat sampai 50 persen jika tubuh sama sekali tidak mendapatkan asam amino esensial secara lengkap, baik dalam hal jenis dan jumlahnya.
ADVERTISEMENT
Ada pun sumber protein hewani dan 9AAE yang terbaik berdasarkan nilai bioavailabilitasnya adalah susu, telur, ikan, ayam dan daging. Sementara di Indonesia, menurut dr. Damayanti, protein hewani kalah populer dengan nabati sebagai makanan pendamping ASI.
“Ini adalah paradigma yang salah dan harus dibenahi bersama-sama. Kita harus memberi asupan dengan kandungan protein yang berkualitas, khususnya asam amino esensial yang yang ada dalam jenis yang lengkap serta jumlah yang cukup pada protein hewani,” tutup dr. Damayanti.